Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 masih akan tetap mempengaruhi perkembangan perekonomian maupun pelaksanaan APBN 2021. Pemerintah terus mendorong momentum pemulihan ekonomi dengan terus mewaspadai risiko Covid-19 yang masih menimbulkan ketidakpastian yang tinggi.
Apalagi pekan ini adalah hari-hari terakhir pemerintah untuk menggenjot perekonomian di kuartal II 2021.
“Apa yang sudah dilakukan di beberapa kota melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa menjadikan kita belajar bagaimana bisa mengendalikan Covid-19, namun dari sisi kegiatan sosial ekonomi tetap bisa diseimbangkan,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat daring Konferensi Pers APBN Kita, secara virtual ditulis Selasa (22/6/2021).
Beberapa daerah di Indonesia mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tinggi. Kasus harian Covid-19 21Juni 2021 menunjukkan tambahan kasus 14.536, dengan penambahan ini maka total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 2.004.445.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melejit, Pemerintah Percepat Program Vaksinasi
Provinsi-provinsi di Jawa menjadi pendorong utama kenaikan kasus Covid-19 nasional terutama dalam seminggu terakhir.
“Ini tentu memberikan konsekuensi karena Pulau Jawa kontribusinya terhadap perekonomian sangat besar sehingga juga akan mempengaruhi outlook ekonomi kita. Inilah yang akan menjadi pusat perhatian pada minggu-minggu ini yang mempengaruhi Kuartal II,” katanya.
Untuk itu, Pemerintah terus mengendalikan penyebaran Covid-19. Ini dilakukan melalui program vaksinasi yang saat ini telah mencapai 35,2 juta dosis dengan kenaikan vaksinasi harian rata-rata 507.000 dosis, pemberlakukan PPKM, dan disiplin protokol kesehatan.
Sementara itu pada kuartal II ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada dalam rentang 7,1 persen hingga 8,3 persen.
Baca Juga: Kepri Masuk Dalam 8 Provinsi Kasus Covid-19 Tertinggi se-Indonesia