Suara.com - Harga emas dunia merosot lebih dari 2 persen, penurunan harga emas ini disebabkan dolar AS yang menguat.
Dolar menguat setelah Bank Sentral AS, Federal Reserve memberikan statment akan menaikkan suku bunga pada 2023 mendatang.
Mengutip CNBC, Jumat (18/6/2021) harga emas di pasar spot anjlok 2 persen menjadi 1.776,10 dolar AS per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 3 Mei di 1.766,29 dolar AS per ounce.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melorot 4,7 persen menjadi 1.774,80 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Asal Usul Jalan Kuningan Jaksel, Rasuna Said Pahlawan Perempuan Atau Lelaki?
Mayoritas dari 11 pejabat The Fed, Rabu, memproyeksikan setidaknya dua seperempat poin kenaikan suku bunga untuk 2023, meski para pejabat berjanji bakal mempertahankan kebijakan untuk mendukung pemulihan lapangan kerja.
Pengumuman itu mendorong dolar ke level tertinggi lebih dari dua bulan, mengikis daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lain, dan mendorong lonjakan imbal hasil US Treasury, meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan bunga.
Melemahnya permintaan fisik dan melambatnya aliran spekulatif ke emas, yang keduanya dimulai sebelum pertemuan The Fed, juga dapat membantu mendorong kemunduran lebih lanjut, papar Ghali.
Menambah tekanan bagi emas, The Fed mengatakan akan mempertimbangkan apakah bakal mengurangi pembelian asetnya pada setiap pertemuan kebijakan berikutnya.
Sementara itu Harga logam mulia lainnya paladium memimpin aksi jual dengan jatuh 10 persen menjadi 2.517 dolar AS per ounce, sementara platinum tergelincir 6,6 persen menjadi 1.048 dolar AS per ounce. Sementara perak merosot 4,3 persen menjadi 25,81 dolar per ounce.
Baca Juga: Viral Cewek Parut Emas Batangan Rp 50 Juta dan 4 Berita Viral Lainnya