Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan apresiasi atas inisiatif strategis tinjauan masa depan atau foresight yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengawasi pengelolaan keuangan negara, baik di pusat maupun daerah.
“BPK akan menjalankan fungsi foresight. Sesuatu yang sangat advance untuk sebuah Supreme Audit Institution (SAI) dan kami berterima kasih,” kata Menkeu dalam Webinar “Kebijakan Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi Covid 19”, Selasa (15/6/2021).
Dalam situasi yang luar biasa tidak menentu, foresight dan insight menjadi sangat penting. Sinergi antara pemerintah bersama dengan BI, OJK, dan BPK sebagai SAI perlu dilakukan untuk melihat foresight secara bersama-sama.
“Kita akan memiliki konvergensi, paling tidak sepemahaman mengenai peluang, tantangan, dan juga risiko, serta bagaimana decision making process yang harus dilakukan dalam situasi yang sangat tidak menentu yang sedang kita hadapi atau seluruh dunia hadapi,” ujar Menkeu.
Terkait foresight dan meresposn kondisi pandemi, pemerintah bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus meneliti secara tajam, tidak hanya dari sisi keuangan, tapi sektor riil dan juga dari sisi kesehatan.
Kebijakan extraordinary terus dilakukan pemerintah seiring dengan dilakukannya reopening policy.
“Fokus saat ini adalah recovery dan reform dengan covid-19 menjadi syarat perlu atau necessary condition bagi semua skenario tersebut. Namun, Covid-19 tidak boleh mengambil seluruh porsi prioritas. Sambil kita menjaga Covid-19, kita harus melakukan reform, termasuk pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja,” kata Menkeu.
Harapannya, jika berbicara tentang foresight, Indonesia dapat keluar dari pandemi dengan pondasi dan pemulihan yang jauh lebih kuat dan menimbulkan kualitas pemerataan yang lebih baik.