Sri Mulyani Resah Gelisah karena Kecepatan Vaksinasi Covid-19 Tidak Merata

Selasa, 15 Juni 2021 | 15:05 WIB
Sri Mulyani Resah Gelisah karena Kecepatan Vaksinasi Covid-19 Tidak Merata
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dalam acara Webinar BPK, Selasa (15/6/2021). [Suara.com/Muhammad Fadil Djailani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa resah dan gelisah perihal akses kecepatan  program vaksinasi di dalam negeri yang tidak merata.

Pasalnya, jika tidak dilakukan merata, bisa-bisa proses pemulihan ekonomi yang saat ini dilakukan bisa saja terganggu. Apalagi kata dia, tren penularan virus corona atau covid-19 kembali tinggi.

"Akses kecepatan vaksinasi yang tidak merata dalam negara kita perlu kita lakukan strategi, agar vaksinasinya semakin cepat," kata Sri Mulyani Dalam acara Webinar BPK, Selasa (15/6/2021).

Apalagi, kata dia, varian virus covid-19 yang masuk ke Indonesia kini lebih beragam dan karakteristiknya lebih cepat menular.

Baca Juga: Cara Daftar Vaksinasi COVID-19 untuk Warga Bekasi di Stadion Patriot Chandrabaga

"Munculnya varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, karakternya mudah sekali menular dan tentu ini tidak hanya satu varian ada dari India, Afrika Selatan dan kita akan perlu terus tingkatkan kewaspadaan," ucapnya.

Maka dari itu, dirinya mendorong program vaksinasi agar dilakukan lebih cepat dan merata. Itu supaya target Indonesia mencapai herd immunity bisa segera tercapai akhir tahun ini.

Sebelumnya, data penanganan pandemi virus corona bertambah sebanyak 8.189 per Senin (14/6/2021).

Sementara pasien yang sembuh bertambah 6.143 orang, sedangkan pasien corona meninggal dunia bertambah 237 orang.

Total kasus Corona yang ditemukan di Indonesia sejak Maret hingga hari ini mencapai 1.919.547 kasus.

Baca Juga: Rocky Gerung Curiga Jokowi Kumpulkan Relawan untuk Berhadapan dengan Megawati

Pasien sembuh dari Corona mencapai 1.751.234 orang. Sedangkan total pasien COVID-19 yang meninggal dunia berjumlah 53.116 orang.

Daerah yang melaporkan penambahan kasus baru terbanyak pertama adalah DKI Jakarta dengan 2.722 kasus. Diikuti Jawa Barat dengan 1.532 kasus dan Jawa Tengah 1.400 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI