Suara.com - Sebagai perusahaan telekomunikasi terdepan di Indonesia, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus berkomitmen untuk mendukung pendidikan anak bangsa, dengan menjaga dan menyediakan konektivitas yang lancar serta mendorong terjadinya digitalisasi proses belajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan hingga ke daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).
Hal ini diwujudkan Telkom, salah satunya melalui dukungan penyediaan Laboratorium Fiber Optic di SMK Terpadu Al-Ikhwan, Tasikmalaya, Jawa Barat. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, didampingi Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, meninjau langsung laboratorium tersebut dalam rangka perkembangan digitalisasi pendidikan di daerah.
Saat menyambangi SMK Terpadu Al-Ikhwan, Menteri BUMN menyampaikan apresiasinya atas kehadiran dan komitmen Telkom mendukung pengembangan sistem pendidikan, sekaligus menumbuhsuburkan talenta digital di Indonesia. Menurutnya, transformasi digital di bidang pendidikan harus terus didorong, terutama pasca terjadinya pandemi Covid-19.
Erick mengatakan, kehadiran laboratorium fiber optic ini merupakan upaya untuk melahirkan embrio digital dan talenta digital seluruh daerah di Indonesia. Pendirian laboratorium fiber optic di SMK Terpadu Al-Ikhwan menjadi salah satu bukti keberpihakan Telkom untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Baca Juga: Telkom: Internet di Jayapura Sudah Normal
Di era digital dan revolusi industri 4.0 saat ini, kapabilitas serta pemahaman masyarakat mengenai teknologi harus ditingkatkan. Karena itu, keberadaan laboratorium fiber optic menjadi penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industri kini dan nanti.
Selain menyumbangkan laboratorium fiber optic, pada kesempatan yang sama, Telkom juga membantu pengadaan fasilitas pendidikan, seperti material Fiber to The Home (FTTH), alat ukur optik, serta alat sambung optik untuk sekolah tersebut.
Saat itu, Menteri BUMN juga melihat aktivitas SMK Terpadu Al-Ikhwan, yang tengah memberikan pelatihan kepada masyarakat yang bertema pola hidup bersih sehat untuk pencegahan penyebaran Virus Covid-19, dengan menggunakan konektivitas di antaranya Mangoesky.
“Internet adalah kunci. Dengan adanya internet, setiap desa dapat menemukan kekuatan ekonomi di masing-masing desa. Mari kita bangun desa kita. Dengan internet kita bisa,” pesan Erick kepada masyarakat di desa-desa 3T, melalui video conference.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, karena Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini, sekaligus mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi.
Baca Juga: Dirut Telkom Janji Perbaikan Kabel Bawah Laut di Papua Rampung Besok
Sepanjang triwulan I/2021 sudah ada bantuan fasilitas pendidikan berupa pengadaan komputer senilai total Rp1 miliar, yang disalurkan Telkom untuk 33 lembaga pendidikan di Jabar.
Keterlibatan Telkom untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat tidak terbatas pada pemberian infrastruktur penunjang di sektor pendidikan. Selama ini, Telkom kerap melakukan pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat. Perusahaan juga aktif memberikan bantuan bagi masyarakat yang hidup di kawasan 3T.
Pada periode Januari-Maret 2021, Telkom sudah membantu pengadaan akses internet yang layak bagi 63 desa 3T di Jabar. Pengadaan akses internet ini bernilai total Rp1,5 miliar, yaitu untuk pengadaan teknologi fiber optic untuk 30 desa dan internet broadband berbasis satelit bernama Mangoesky di 33 desa.
“Penyediaan Mangoesky, kami lakukan untuk menjamin kesetaraan peluang bagi masyarakat mengakses layanan internet yang layak, dimanapun mereka berada. Digitalisasi atau pemanfaatan teknologi komunikasi bukan hanya milik masyarakat kota. Kami berkomitmen terus mengembangkan kualitas dan kecepatan jaringan bagi masyarakat, agar semakin banyak insan yang bisa go digital, go modern, dan go global,” timpal Ririek.
Pada hari yang sama juga dilakukan penyerahan bantuan kepada Sekolah Luar Biasa Aisyiah, berupa Komputer braille yang digunakan peserta didik dan pengajar, serta pengadaan perangkat tablet yang sudah memuat aplikasi bernama i-CHAT (I Can Hear And Talk). Aplikasi ini berfungsi sebagai alat bantu bagi penderita tuli untuk mempermudah komunikasi dan sudah dikembangkan Telkom sejak 2010 lalu.
Selain itu, ada sejumlah perangkat laptop termasuk aplikasi pembaca layar bernama JAWS, alat peraga untuk melatih motorik, dan playmate yang diberikan Telkom untuk peserta didik SLB Aisyiyah. Berbagai bantuan yang diberikan Telkom mewujudkan komitmen perusahaan untuk membantu digitalisasi pendidikan bagi difabel.
Dalam lingkup nasional, saat ini ada Rp1,06 miliar dana bantuan yang disediakan Telkom untuk mendukung pemberdayaan dan kemandirian difabel melalui digitalisasi sarana pendidikan.
“Untuk mewujudkan target perusahaan menjadi the most preferred digital telco company di Indonesia, Telkom akan konsisten menyediakan berbagai platform, layanan, dan fasilitas yang bisa menunjang digitalisasi kegiatan masyarakat pada sektor apapun. Bantuan Telkom untuk membantu digitalisasi pendidikan tak akan berhenti di sini. Kami akan terus mengembangkan produk dan layanan agar bisa membuat seluruh peserta didik di Indonesia mengenal, mengerti, dan siap menjadi sumber daya manusia sesuai kebutuhan industri di era digital seperti sekarang,” tutup Ririek.