Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) telah melaksanakan optimasi lahan rawa seluas 101 hektar di Desa Kuala Mulya, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Optimasi lahan rawa di Desa Kuala Mulya berhasil meningkatkan indeks pertanaman para petani di sana.
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Erwin Noorwibowo mengatakan, kegiatan optimasi lahan rawa di Indragiri Hulu, Riau dilakukan dalam bentuk pembangunan atau rehabilitasi irigasi rawa di tingkat usaha tani.
"Optimasi lahan juga dilakukan dengan cara penguatan tanggul, drainase dan infrastruktur irigasi rawa lainnya," tutur Erwin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, (8/6/2021).
Selain itu, optimasi lahan rawa juga dilakukan dengan pembuatan atau rehabilitasi dan penataan infrastruktur lahan sesuai tipologi.
Baca Juga: Bertemu Wamendag Chile, Kementan Bahas Rencana Perpanjangan Kerja Sama di Sektor Pertanian
"Pada lokasi ini telah dilakukan rehabilitasi saluran irigasi rawa dan pembangunan pintu air untuk tata kelola air pada lahan rawa," katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, salah satu tujuan program optimasi lahan rawa adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia yang sudah menjadi targetnya.
"Indonesia ini memiliki potensi lahan rawa sebesar 33.4 juta hektar. Tetapi memang dalam pengelolaannya terdapat beberapa faktor pembatas," ujar SYL, sapaan akrab Syahrul Yasin Limpo.
Lebih jauh SYL menyebut, optimasi lahan rawa ini dimaksudkan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) petani. Berbagai hal yang menjadi kendala diatasi agar optimasi lahan rawa ini berdampak posisif pada peningkatan IP dan peoduktivitas petani.
"Dalam optimasi lahan rawa ini kita harus memerhatikan tingkat kesuburan lahan yang rendah dan beberapa faktor penghambat lainnya dalam meningkatkan IP dan produktivitas," terang SYL.
Baca Juga: Kementan Dorong Produktivitas Pertanian Bangli dengan Bantuan Alsintan
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, faktor lain yang juga harus mendapat perhatian adalah kemasaman tanah yang tinggi rezim air yang fluktuatif sehingga genangan air biasanya tinggi pada saat banjir atau pasang, serta dangkal dan mengalami kekeringan pada saat musim kemarau.
"Selain itu infrastruktur lahan dan air yang masih sangat terbatas dan belum berfungsi dengan optimal. Biaya usaha tani di lahan rawa juga tinggi," ujar Ali.
Ali melanjutkan, optimasi lahan rawa merupakan usaha meningkatkan produktivitas atau meningkatkan IP melalui kegiatan penataan sistem air dan lahan.
"Melalui program optimasi lahan rawa ini kami memperbaiki secara keseluruhan yang menjadi faktor perhambat produktivitas dan peningkatan IP agar petani dapat meningkatkan kesejahteraan mereka," papar Ali.
Selain itu, optimasi lahan rawa juga merupakan jawaban untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia terus terjaga di masa depan. Terutama dengan terus meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat.