Suara.com - Harga minyak dunia turun tipis pada perdagangan hari Kamis setelah kenaikan dua hari beruntun yang membawa minyak berjangka ke level tertinggi dalam setahun.
Mengutip CNBC, Jumat (4/6/2021) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melemah 4 sen menjadi 71,31 dolar AS per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak Mei 2019 di awal sesi.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate berkurang 2 sen menjadi 68,81 dolar AS per barel. WTI melesat setingginya 69,40 dolar AS per barel, tingkat terkuat sejak Oktober 2018, setelah melonjak 1,5 persen di sesi sebelumnya.
Persediaan minyak mentah Amerika menyusut 5,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan ekspektasi penurunan 2,4 juta barel, sementara stok bensin meningkat 1,5 juta barel dan stok produk penyulingan melonjak 3,7 juta barel.
Baca Juga: Harga Minyak Meroket Berkat Keputusan OPEC soal Pemulihan Pasokan
"Mereka membakar banyak minyak mentah, dan kita melihat lonjakan bensin dan produk penyulingan," ujar Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Permintaan bensin melonjak bulan lalu karena panic buying setelah penutupan Colonial Pipeline, jaringan pipa produk olahan terbesar Amerika, yang berarti pengemudi tidak terlalu banyak mengisi tangki mereka selama long weekend Memorial Day, awal driving season musim panas.
Harga minyak melesat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi dari sejumlah forecasters, termasuk Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, biasa disebut OPEC Plus, bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan pada semester kedua 2021.
Selasa, OPEC Plus sepakat untuk melanjutkan rencana untuk mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli, memberikan dorongan bagi harga minyak, guna mengantisipasi peningkatan konsumsi.
Baca Juga: Harga Minyak Sentuh Rekor, Tembus ke Level 70 Dolar AS per Barel