“Saya minta Pinsar jangan jauh-jauh. Terus dekat dengan kami. Kita perbaiki dan rumuskan bersama pengelolaan industri unggas ini,” ujarnya.
Ketua penyelenggara kegiatan ini sekaligus Ketua Umum Pinsar, Singgih Januratmoko, menyambut positif dukungan pemerintah. Saat ini, industri unggas rakyat memiliki kontribusi nyata bagi sektor perekonomian dengan menyerap tenaga kerja sekitar 2 juta orang.
“Semakin banyak pula generasi milenial yang terjun ke industri ini,” jelas Singgih.
Mewakili para peternak unggas, Singgih mengharapkan adanya kebijakan dari pemerintah untuk menstabilkan harga bibit ayam (day old chicken/DOC). Kementerian Perdagangan diharapkan dapat menetapkan harga batas atas untuk DOC.
"Kami mohon Pak Airlangga bisa membantu,” ungkap Singgih.
Selain itu, Singgih juga mengharapkan pemerintah bisa turut menetapkan aturan untuk menjaga harga jagung agar stabil. Meski kemarin sempat tinggi, saat ini harga jagung sudah turun ke kisaran Rp5 ribu.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebutkan bahwa Kementan memahami betul pentingnya penyediaan pakan berkualitas dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bibit ayam.
“Pemberian bantuan saprodi kepada Pinsar diharapkan dapat turut mendukung program pemerintah dalam penyediaan pangan berbasis protein hewani,” sebut Suwandi.
Penyediaan pakan yang berkelanjutan merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung stabilisasi supply dan demand. Dalam produksi pakan unggas, sekitar 40-50 persen dari formulasi adalah jagung. Berdasarkan laporan, jumlah jagung yang diserap industri pakan tahun 2020 sebesar 6,71 juta ton dan diperkirakan pada tahun 2021 sebesar 7,84 juta ton.
Baca Juga: Kementan Bangun Irigasi Perpompaan untuk Petani Ogan Komering Ulu Timur
“Jika ditambah dengan penggunaan jagung untuk peternak mandiri dan peternakan lainnya, total jagung yang dibutuhkan oleh sub sektor peternakan tahun 2021 sebesar 11,56 juta ton,” pungkas Suwandi.