Suara.com - Harga emas berbalik arah dan berbalik positif pada perdagangan akhir pekan lalu.
Logam kuning itu bertengger kuat di atas level 1.900 dolar AS setelah data menunjukkan harga konsumen AS melonjak pada bulan April dan meningkatkan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Mengutip CNBC, Senin (31/5/2021) harga emas di pasar spot emas naik 0,3 persen menjadi 1.902,27 dolar AS per ounce, setelah sebelumnya turun sebanyak 0,8 persen. Ini berada di jalur untuk kenaikan mingguan keempat berturut-turut sebesar 1,1 persen.
Sementara itu emas di pasar berjangka AS ditutup naik 0,4 persen pada harga 1.905,3 dolar AS.
Baca Juga: Ekonomi AS Membaik, Harga Emas Dunia Mulai Berangsur Turun
Harga konsumen AS meningkat dalam setahun hingga April, dengan ukuran inflasi yang mendasari melampaui target yang ditetapkan the Fed sebesar 2 persen.
Penolakan Federal Reserve untuk mengurangi program pembelian obligasi atau kenaikan suku bunga juga mendukung emas, meskipun resistensi psikologis di level 1.900 dolar AS dan dolar yang lebih kuat bertindak sebagai penekan.
Indeks dolar memangkas keuntungan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Sedangkan imbal hasil AS turun tipis, diterjemahkan ke dalam pengurangan biaya peluang memegang emas batangan.
Gedung Putih meluncurkan proposal anggaran 6 triliun dolar AS yang akan meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan memerangi perubahan iklim.
Harga logam mulia lainnya perak stabil di 27,86 dolar AS per ounce, platinum turun 0,2 persen menjadi 1.176,99 dolar AS, sementara paladium naik 0,8 persen menjadi 2.827,04 dolar AS.
Baca Juga: Naik Rp 7.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 962.000 per Gram