Suara.com - Sejumlah pihak menyatakan dukungannya kepada pemerintah dalam mempercepat Program Food Estate. Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menyampaikan, apa yang dilakukannya merupakan wujud dan komitmen Sumsel bersama pihak dalam menjaga stabilitas pangan melalui Program Food Estate.
"Hari ini, kami ingin tunjukkan kepada Menteri (Pertanian) bahwa semua yang bapak perintahkan, sudah kami jalankan," katanya, dalam Kick Off Food Estate "Petani Bela Negeri" Agrosolution, di Pemulutan, Ogan Ilir, Sumsel, Jumat (28/5/2021).
Sementara itu, Direktur Utama PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh menyatakan, dengan semangat transformasi bisnis dan visinya, PT Pusri terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada para stakeholder. Salah satunya dengan diluncurkannya program agrosolution.
Program ini akan memberikan pendampingan budidaya kepada petani, aplikasi teknologi pertanian, akses permodalan dan off take hasil panen dari stakeholder yang diharapkan dapat membantu petani mencapai hasil optimal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Solar Dryer Dome dari Kementan Tingkatkan Nilai Tambah Produk Hortikultura
"Kami siap mensuport, bukan hanya Food Estate tapi juga komoditi lain sesuai dengan klaster, episentrum sawit, karet, dan juga singkong yang sudah kami siapkan pupuk spesifik," ujar Tri.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi langkah Gubernur Sumsel. Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang srategis dan mendasar bagi negara.
"Bukan hanya untuk warga Sumsel, tapi untuk 273 juta penduduk Indonesia, agar hidup hari ini dan besok lebih baik," kata Mentan.
Kick Off Food Estate hari ini, menurut Mentan membuktikan bahwa Sumsel bukan provinsi yang biasa-biasa.
"Sumsel menjadi penyangga pertanian di Indonesia. Ada 6 provinsi. Kalau kita jaga, tidak turun produktivitasnya, dan pangan bagi 273 juta penduduk tidak bersoal. Sumsel ini termasuk yang hebat," ungkap Mentan.
Baca Juga: Genjot Produktivitas, Kementan Salurkan Alsintan untuk Petani di Lampung
Food Estate menjadi program strategis nasional, sebagi konsep pengembangan sentra produksi kawasan pangan yang berbasis korporasi dengan badan usaha tingkat petani yang mengelola usaha tani pangan mulai dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan dan terintegrasi.