Garuda Indonesia di Ujung Tanduk, Tapi Masih Jual Tiket Tarif Premium

Kamis, 27 Mei 2021 | 16:35 WIB
Garuda Indonesia di Ujung Tanduk, Tapi Masih Jual Tiket Tarif Premium
Pengamat penerbangan Alvin Lie. (Antara/Laily Rahmawaty)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Fakta yang ada saat ini, utang kita sudah mencapai Rp 70 triliun," kata Irfan.

Irfan mengungkapkan jumlah utang tersebut terus bertambah Rp 1 triliun setiap bulannya, karena ketidakmampuan perseroan untuk membayar utang tersebut.

Pada bulan Mei ini saja kata dia, merupakan bulan dengan kinerja terburuk buat Garuda,  pasalnya Irfan mengatakan pendapatan perseroan diprediksi hanya USD 56 juta.

Sementara biaya operasional perbulannya mencapai USD 56 juta untuk sewa pesawat, perawatan USD 20 juta, hingga bayar pegawai yang mencapai USD 20 juta.

"Jadi secara cash kita sudah negatif, secara modal kita sudah minus Rp 41 triliun," kata Irfan.

Disampaikan Irfan, manajemen Garuda Indonesia akan melakukan restrukturisasi besar-besaran pada bisnisnya. Garuda akan melakukan pengurangan setengah armada pesawat yang dioperasikannya.

Menurut Irfan, upaya tersebut perlu dilakukan guna mengatasi krisis yang diakibatkan oleh pandemi virus corona.

Salah satu bentuk restrukturisasi tersebut adalah melalui pengurangan armada pesawat yang operasional.

“Kami memiliki 142 pesawat dan menurut perhitungan awal terkait dampak pemulihan saat ini, GIAA kemungkinan akan beroperasi dengan tidak lebih dari 70 pesawat,” ujarnya. 

Baca Juga: Utang Garuda Indonesia Tembus Rp 70 Triliun, Ini Kata Pengamat BUMN

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI