Suara.com - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulinggam mengklaim bahwa harga vaksin gotong royong yang dibandrol Rp 321.660 per dosis merupakan yang termurah ke 2 dunia. Arya menyebut vaksin tersebut tergolong masih lebih murah.
Asal tahu saja pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan harga resmi vaksin Covid-19 gotong royong.
Vaksin Gotong Royong yang telah ditetapkan adalah jenis vaksin Sinopharm asal China, dimana penetapan harga ini dibagi dua yakni harga pembelian vaksin sebesar Rp 321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 per dosis.
"Sinopharm kita ini, nomor dua termurah dibandingkan negara negara lain. Bahkan harga di negara asalnya China, per dosis 31 dolar AS kita 19-17 dolar AS per dosis," kata Arya dalam diskusi virtual, Jumat (21/5/2021).
Baca Juga: Apresiasi Program Vaksin Gotong Royong, SehatQ Sediakan Vaksinator
Arya beralasan harga tersebut merupakan perhitungan yang dilakukan cukup matang dan independen dari sejumlah pihak, seperti Kementerian Kesehatan, Biofarma, BPKP dan Kadin.
"Angka-angka ini dikeluarkan dari ke 4 lembaga tadi," ungkap Arya.
Untuk menghindari komersialisasi sendiri, lanjut Arya pengadaan vaksin gotong royong hanya boleh dilakukan oleh BUMN yakni Biofarma. Sementara penyuntikannya dilakukan oleh rumah sakit swasta sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Sesuai aturan bahwa yang boleh mangadakan vaksin hanya BUMN. Kemudian Kementerian BUMN yang boleh melakukan impor vaksinasi adalah Biofarma tapi penyuntikannya oleh swasta," ucapnya.
Sebelumnya, ekonom senior Fadhil Hasan menilai program ini sarat kepentingan bisnis dan tidak adil bagi pengusaha kecil, lantaran biaya per vaksin yang cukup mahal.
Baca Juga: Kompak! ART Ajak Pacar Colong Perhiasan Pegawai BUMN Senilai Rp25 Juta
Dia merinci, harga vaksin Gotong Royong ditetapkan Rp 321.660, dengan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910.
Sehingga, total biaya maksimal untuk dua kali vaksinasi, termasuk harga pembelian dan pelayanan vaksinasi, yaitu Rp 879.140 per orang.
"Total biaya tersebut terlalu mahal bagi pengusaha kecil dan menengah," kata Fadhil dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (21/5/2021).
Menurutnya, Pandemi Covid-19 tidak hanya melanda pengusaha besar, tetapi hampir seluruh lapisan masyarakat merasakannya sehingga kata dia tidak adil jika proses pemulihan ekonomi hanya dilakukan bagi pengusaha yang berkantong tebal saja.
"Pemulihan ekonomi harusnya berawal bukan hanya dari perusahaan besar namun juga seluruh jenis badan usaha baik menengah maupun kecil, harga yang mahal menyebabkan usaha kecil dan menengah meminta pegawainya mencari sendiri vaksin gratis dari pemerintah, mengingat usianya masih produktif, mereka harus menunggu sampai prioritas terakhir," tegasnya.
Untuk itu kata dia, pemerintah diminta terbuka soal harga sebenarnya vaksin gotong royong ini, sehingga publik mengetahui secara jelas berapa harga vaksin tersebut.
“Untuk menghindari persepsi diskriminasi dan motif bisnis, Kementerian BUMN, Kemenkes dan Biofarma perlu menyampaikan transparansi cost structure dari vaksin Gotong Royong kepada publik. Berapa biaya vaksin sinopharm dan kenapa hanya vaksin tertentu saja yang digunakan," paparnya.