Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam Rapat Paripurna DPR RI.
Dalam penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022, pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen pada tahun depan.
Terget itu lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021 yang sebesar 4,5-5,5 persen.
"Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro untuk penyusunan RAPBN 2022 adalah sebagai berikut, pertumbuhan ekonomi 5,2-5,8 persen," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Kamis (20/5/2021).
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri: Triwulan II 2021 Ekonomi Bisa Tumbuh 6 Persen
Sri Mulyani menuturkan, perekonomian Indonesia tahun depan masih dihadapi hantaman dinamika global maupun domestik, salah satunya ketidapastian pandemi Covid-19.
"Selain itu mempertimbangkan potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di tahun depan, serta dengan catatan bahwa COVID-19 dapat terus dikendalikan dan fungsi intermediary perbankan dapat kembali pulih, didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia dan kebijakan sektor keuangan OJK yang kondusif," papar Mantan Direktur Pelaksana World Bank ini.
Dalam RAPBN 2022, pemerintah juga menargetkan inflasi mencapai 2,0-4,0 persen. Kemudian, nilai tukar rupiah di tahun depan ditargetkan sebesar Rp 13.900-15.000 per dolar AS.
Lalu, harga minyak mentah Indonesia 55-65 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 686-726 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.031-1.103 ribu barel setara minyak per hari.
Baca Juga: Wimar Witoelar Meninggal, Sri Mulyani; Dia Orang yang Peduli Indonesia