Suara.com - Harga emas menyentuh level tertingginya setelah sebelumnya turun sedikit karena imbal hasil US Treasury menguat, dengan depresiasi dolar dan kekhawatiran inflasi.
Mengutip CNBC, Rabu (19/5/2021) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi 1.868,57 dolar AS per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 29 Januari di awal sesi.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup pada posisi 1.868 dolar AS per ounce, sebagian besar tidak berubah.
"Imbal hasil hanya naik satu tingkat," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Chicago.
Baca Juga: Meroket Rp 10.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 947.000 per Gram
Imbal hasil US Treasury bergerak lebih tinggi, meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas.
Indeks Dolar (Indeks DXY) jatuh mendekati level terendah tiga bulan, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Analis juga mencatat bahwa arus masuk ke ETF emas mengindikasikan investor membeli logam mulia untuk melindungi nilai terhadap kekhawatiran inflasi.
Setelah kenaikan harga di Amerika Serikat, risalah rapat kebijakan terakhir Federal Reserve diprediksi dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang prospek kebijakan moneter dan pandangan pembuat kebijakan tentang inflasi. The Fed akan merilis risalah tersebut Rabu.
Emas juga mendapatkan dukungan dari pembeli berbasis grafik setelah bullion menembus di atas pergerakan rata-rata 200 hari, yang dianggap sebagai sinyal bullish.
Baca Juga: Harga Emas Melesat Naik Imbas Melemahnya Imbal Hasil Obligasi AS
Di tempat lain, perak naik 0,3 persen menjadi 28,26 dolar AS per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 2 Februari dalam sesi tersebut.
Paladium bertambah 0,1 persen menjadi 2.904,87 dolar AS per ounce, sementara platinum anjlok 1,6 persen menjadi 1.219,98 dolar AS per ounce.