Perahu karet juga digunakan untuk mengontrol pohon tumbang, yang kerap menyumbat aliran sungai itu. Setelah berjalan selama 3,5 tahun ini, ungkap Deni, rekan-rekan Karang Taruna dinilai telah menemui "titik nyaman" dalam berorganisasi dan mengabdi pada masyarakat.
"Jadi, saya udah nggak capek-capek mengontrol dan mengawasi mereka. Mereka sudah langsung inisiatif, bila ada sesuatu yang harus dilakukan," tuturnya.
Bagi Deni tidak ada seremonial lagi, yang ada hanyalah kerja nyata. Memperlihatkan hasil kerja, bukan hanya meminta bantuan. Hasil positifnya, kini aktivitas Karang Taruna dalam upaya membersihkan sampah di sungai maupun bantaran Sungai Kali Baru bisa memotivasi masyarakat sekitar.
"Tidak sedikit, warga yang datang ke tepi sungai membawa bibit tanaman, dan menanamnya di pinggiran sungai," ungkap Deni. Warga pun, imbuhnya, menjadi enggan untuk membuang sampah di sungai.
Selain pemberdayaan kawasan Kali Baru jadi destinasi wisata ini, banyak aktivitas Karang Taruna Cibinong lainnya yang telah membuahkan hasil. Ada kegiatan pertanian, perikanan, pelatihan satpam, hingga pendidikan gratis bagi penyandang disabilitas yang dikoordinir oleh salah satu anggota, Dian Asmara. Berpusat di Posko Karang Taruna Cibinong di Kelurahan Tengah, semua tersebut dilakukan dengan melibatkan warga sekitar.
Sebagaimana Deni, bagi Dian kini sudah bukan lagi kegiatan seremonial belaka, yang ada sekarang kerja nyata.
Atas keberhasilan berbagai aktivitas Karang Taruna tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan apresiasi dan dukungan bantuan untuk salah satu Karang Taruna di Kecamatan Cibinong sebesar Rp49.600.000, yang berasal dari dana hibah hasil penyelenggaraan Undian Gratis Berhadiah (UGB).
Kini, dana bantuan tersebut telah dimanfaatkan untuk penambahan potensi kegiatan pemberdayaan, pembuatan dan rekondisi kolam, pembelian bibit ikan dan indukan ikan, serta pembangunan saung bambu di Kali Baru.
Baca Juga: Kemensos Targetkan Berdayakan 2.500 KK Warga Komunitas Adat Terpencil