Harga Minyak Naik Usai Jaringan Pipa BBM AS Dapat Serangan Siber

Selasa, 11 Mei 2021 | 07:48 WIB
Harga Minyak Naik Usai Jaringan Pipa BBM AS Dapat Serangan Siber
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak naik setelah operator jaringan pipa bahan bakar utama Amerika mengatakan sebagian besar dapat beroperasi kembali dalam sepekan setelah ditutup akibat serangan siber.

Mengutip CNBC, Selasa (11/5/2021) potensi pertumbuhan permintaan Amerika Serikat mendorong harga minyak mentah, mengimbangi kekhawatiran bahwa pandemi virus korona yang muncul kembali di India akan memangkas permintaan di Asia.

Colonial Pipeline, jaringan pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat mengatakan, pihaknya memperkirakan untuk "secara substansial" memulihkan layanan operasional pada akhir minggu ini.

Sistem tersebut ditutup oleh serangan siber, Jumat, dan pada Minggu beberapa saluran kecil dibuka kembali sementara jalur utama tetap ditutup.

Baca Juga: Harga Minyak Terdorong Optimisme Pemulihan Ekonomi Global

Pekan lalu, fokus pedagang bergeser ke faktor pendukung seputar pembukaan Amerika.

"Sekarang pasar akan mencermati berita mengenai jaringan pipa tersebut," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 4 sen, atau 0,1 persen, menjadi 68,32 dolar AS per barel.

Sementara, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 2 sen, atau 0,03 persen menjadi 64,92 dolar AS per barel.

Kedua benchmark itu melonjak lebih dari 1 persen pekan lalu, kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di India Menggila, Harga Minyak Merosot

"Jika jaringan pipa tersebut tidak beroperasi untuk waktu yang lama, ini akan berdampak luas pada pasar minyak tidak hanya di Amerika, tetapi juga di Eropa," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengatakan perbaikan jaringan pipa itu merupakan prioritas utama.

Pejabat keamanan nasional Gedung Putih mengatakan komunitas intelijen Amerika sedang berupaya untuk menentukan apakah peretas Colonial Pipeline memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.

Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional untuk dunia maya, mengatakan bahwa FBI telah melacak kelompok ransomware, DarkSide, setidaknya sejak Oktober lalu. Rilis berita yang dikeluarkan atas nama DarkSide mengatakan tujuannya adalah untuk menghasilkan uang dan bukan menciptakan masalah bagi masyarakat.

Minyak mentah Brent melambung lebih dari 30 perden tahun ini, didukung pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, dan pelonggaran penguncian di Amerika Serikat dan Eropa.

Tetapi pandemi yang memburuk di Asia membebani sentimen. Infeksi dan kematian virus corona India mendekati rekor tertinggi harian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI