Pemerintah Optimis Pemulihan Ekonomi Akan Terus Berlanjut

Jum'at, 07 Mei 2021 | 14:43 WIB
Pemerintah Optimis Pemulihan Ekonomi Akan Terus Berlanjut
Ilustrasi Pemulihan Ekonomi Nasional (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertumbuhan ekonomi Kuartal I tahun 2021 menunjukkan kontraksi tumbuh -0,74 persen (YoY). Angka ini jauh lebih baik jika dibandingkan kuartal IV tahun 2020 yang berada di -2,19 persen (YoY).

“Ini harus kita tekankan bahwa ini kerja keras kita bersama. Pemerintah iya, masyarakat jelas iya. Ini bisa terjadi karena kita bisa menjaga kondisi Covid-19 itu tetap rendah kasusnya,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu, Jumat (7/5/2021).

Tren pemulihan ini berjalan sesuai dengan yang pemerintah harapkan dan tentunya karena masyarakat melaksanakan protokol kesehatan. Sebagai contoh dari sisi jumlah orang bekerja.

Menurutnya jumlah pencari kerja meningkat 1,59 juta orang, sedangkan jumlah orang yang bekerja bertambah 2,61 juta orang, lebih cepat tumbuh dari jumlah orang yang mencari kerja.

Baca Juga: Ekonomi RI 4 Kali Negatif, Kemenkeu Anggap Itu Lebih Baik

Febrio menjelaskan, sebagai upaya pemerintah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, pengeluaran APBN untuk Kartu Prakerja yang dilakukan oleh pemerintah sesuai bahkan melebihi target. Dari target untuk 2 juta orang, terealisasi 5,5 juta orang di 514 Kabupaten/Kota.

Selain itu, pemerintah terus mengoptimalkan peningkatan konsumsi. PPN dan PPnBM yang ditanggung pemerintah menyebabkan kenaikan penjualan kendaraan. Program Harbolnas juga mendorong konsumsi masyarakat dan memutar roda perekonomian.

Pemerintah pun optimis pemulihan ini akan terus berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya.

“Kuartal II kita memang cukup optimis bahwa melanjutkan pemulihan ini dan juga program pemulihan ekonomi nasional yang terus kita dorong. Harapannya nanti menghasilkan yang kita harapkan di kuartal II dan seterusnya,” tutup Febrio.

Baca Juga: Jokowi Mau Ekonomi Melejit 7 Persen, Ekonom: Risiko Pandemi Masih Besar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI