Suara.com - Harga emas menguat karena dolar dan imbal hasil US Treasury melemah, sementara paladium bertahan di dekat rekor tertinggi yang ditopang oleh kendala pasokan.
Mengutip CNBC, Kamis (6/5/2021) harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi 1.784,23 dolar AS per ounce, setelah jatuh sekitar 0,8 persen.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,5 persen menjadi 1.784,30 dolar AS per ounce.
"US Treasury sedikit mengantre sehingga kita mendapatkan kenaikan dalam emas," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Baca Juga: Anjlok Rp 8.000, Emas Antam Hari Ini Rp 922.000 per Gram
"Pasar emas sedang mengurangi apa yang dikatakan Janet Yellen kemarin (Selasa), dan melihat fakta bahwa The Fed mungkin tidak dalam posisi untuk menaikkan suku bunga pada saat ini," tambahnya.
Imbal hasil patokan US Treasury 10-tahun mundur dari level tertinggi sebelumnya, sementara Indeks Dolar (Indeks DXY) turun dari posisi tertinggi dua minggu, membantu mengangkat emas.
Imbal hasil yang lebih tinggi mengancam daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning itu yang tidak memberikan bunga.
Di tempat lain, paladium turun 0,7 persen menjadi 2.964,08 dolar AS per ounce, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di 3.017,18 dolar AS per ounce pada sesi Selasa.
Perak turun 0,4 persen menjadi 26,43 dolar AS per ounce, sementara platinum merosot 1,1 persen menjadi 1.224,45 dolar AS per ounce. Kedua logam tersebut mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua bulan pada sesi Selasa.
Baca Juga: Komentar Negatif Menkeu AS Picu Pelemahan Harga Emas