Suara.com - Harga minyak dunia mengalami perubahan setelah kenaikan dua hari berturut-turut meski terjadi penurunan tajam terhadap stok minyak mentah Amerika.
Mengutip CNBC, Kamis (6/5/2021) kontrak berjangka Brent dan WTI mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret dalam perdagangan intraday.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 8 sen menjadi 68,96 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, turun 6 sen menjadi 65,63 dolar AS per barel.
Baca Juga: AS dan Eropa Mulai Longgarkan Lockdown, Harga Minyak Langsung Naik
Persediaan minyak mentah Amerika menyusut 8 juta barel dalam sepekan terakhir, melampaui ekspektasi penurunan 2,3 juta barel, menurut Badan Informasi Energi.
Ekspor naik menjadi 4,1 juta barel per hari, terbesar sejak Maret tahun lalu, dan produksi penyulingan juga mencapai level tertinggi sejak bulan itu.
"Ada sedikit kekecewaan pada bensin," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
"Tetapi permintaan minyak kembali, dan itu mendapatkan momentum." Tambahnya.
Pembatasan terkait pandemi di Amerika Serikat dan sebagian Eropa berkurang, tetapi infeksi masih meningkat di importir minyak mentah utama India dan Jepang.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terbantu Naik Berkat Data Ekonomi China dan AS
Kenaikan harga minyak ke level tertinggi hampir dua bulan didukung peluncuran vaksin Covid-19.
Aktivitas bisnis zona euro meningkat bulan lalu ketika industri jasa yang dominan di blok itu mengabaikan penguncian terbaru dan kembali ke jalur pertumbuhan.
India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, berjuang menghadapi lonjakan infeksi Covid-19. Impor minyak negara itu pada Maret naik dari bulan sebelumnya, didukung peningkatan aktivitas ekonomi, tetapi diperkirakan turun lagi karena penguncian terbaru.