Suara.com - Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur global yang tercatat sebesar 55,8 kembali meneruskan penguatannya dan mencapai angka tertinggi sejak April 2010.
PMI Manufaktur Indonesia pun tercatat pada angka 54,6 di bulan April 2021, meningkat dari 53,2 pada bulan sebelumnya.
“Hal ini menunjukkan terjadinya ekspansi selama enam bulan berturut-turut. Angka tersebut meningkat dari rekor sebelumnya pada 53,2 di Maret 2021 dan merupakan rekor dalam dua bulan berturut-turut. Momentum ekspansi ini menggambarkan kenaikan output, permintaan baru, dan pembelian, serta permintaan ekspor yang kembali tumbuh setelah 16 bulan berkontraksi," kata Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Publik Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Endang Larasati, Selasa (4/5/2021).
Lebih lanjut, Endang juga menyampaikan bahwa angka PMI tersebut mencerminkan perbaikan nyata pada kondisi bisnis, seiring dengan lonjakan permintaan baru dan kembalinya bisnis baru dari luar negeri.
Baca Juga: Mau Jadi Negara Maju, Laju Ekonomi RI Harus 6 Persen per Tahun
Dengan bisnis baru mengalami ekspansi tajam, perusahaan manufaktur juga menaikkan volume produksi. Perbaikan volume pada produksi ini kedepannya diharapkan dapat meningkatkan tenaga kerja baru secara umum.
Di sisi lain, volume produksi yang semakin tinggi menimbulkan permintaan input yang lebih tinggi, Dengan pasokan yang relatif terbatas, hal ini secara alami menyebabkan peningkatan harga input yang berpengaruh terhadap harga jual kepada konsumen selama enam bulan terakhir.
Hal ini tampak pada tingkat inflasi yang mulai muncul meskipun belum kembali ke tingkat sebelum pandemi. Secara umum, produsen di Indonesia masih sangat optimis bahwa produksi akan terus menguat, didorong harapan bahwa pandemi COVID-19 akan berakhir pada tahun mendatang.
“Pemerintah perlu menjaga momentum pemulihan dengan tetap menjaga daya beli masyarakat dan berkomitmen untuk melanjutkan dukungan terhadap pelaku usaha. Pelaksanaan percepatan program vaksinasi nasional memperkuat optimisme pelaku bisnis sektor manufaktur terhadap prospek pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Namun demikian, pelaksanaan vaksinasi harus terus diimbangi dengan peningkatan upaya 3M dan 3T untuk mencapai herd immunity,” ujar Kepala BKF Febrio Kacaribu.
Pemerintah optimis momentum perbaikan ekonomi pada Kuartal I 2021 akan terus berlanjut sehingga Kuartal II dapat tumbuh positif dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.
Baca Juga: Menteri Bappenas Iri Dengan Pertumbuhan Ekonomi China
Peningkatan ini menunjukkan bahwa APBN telah bekerja keras menjadi motor utama yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai program stimulus yang diberikan pemerintah.