Suara.com - Ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, apabila Indonesia mampu menghasilkan generasi sehat sebagai calon penerus bangsa. Untuk hal inilah, Wakil Presiden RI, Maruf Amin mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya budidaya dan bercocok tanam.
"Marilah keluarga Indonesia berkegiatan tani atau cocok tanam. Ajak anggota keluarga menanam sayur, kacang-kacangan, atau buah-buahan, demi ketahanan pangan di rumah," ajaknya, yang disampaikan dalam Seminar Ketahanan Pangan Nasional, di Hotel Gran Melia, Jakarta melalui virtual zoom, Senin (3/5/2021).
"Dengan terjaminnya ketersediaan pangan, anak-anak akan mendapat asupan gizi yang sehat, nutrisi yang baik dan tubuh yang sehat pula, sebagai calon penerus bangsa," katanya.
Wapres mengatakan, ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan, seperti yang tertulis pada pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.
Baca Juga: Target 42 Hektare, Kementan Dukung Pertanian di Bayah-Lebak dengan RJIT
"Hak untuk memperoleh pangan adalah hak asasi manusia, seperti tertulis di pasal 27 UUD 1945 dan deklarasi Roma," katanya.
Wapres menambahkan, ke depan, tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan semakin tinggi, mengingat dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian yang semakin menipis.
"Pemerintah berhadapan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini, populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, dan pada 2045 diperkirakan menjadi 319 juta jiwa. Penduduk bertambah, tapi lahan berkurang. Alih fungsi lahan jadi isu serius yang berimbas pada kesejahteraan petani dan semua ekologi," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menambahkan, perlahan tapi pasti, pertanian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang makin baik. Ini terlihat dari jumlah produksi yang kian hari kian surplus.
"Saya mau bilang kalau pertanian Indonesia saat ini semakin baik, bahkan jumlah dalam setiap panen selalu surplus. Insyaallah kita bisa menjaga ketersediaan pangan," tutupnya.
Baca Juga: Lewat AWR, Kementan dan IFAD Prioritaskan Kesejahteraan Petani
Sejalan dengan hal ini, jumlah petani di Indonesia, disebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengalami penambahan hingga 8 juta orang. Penambahan sebanyak ini dikatakan Syahrul, karena kondisi pandemi Covid-19.
Pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun ini disebut telah membuat banyak orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak dari mereka pulang kampung menjadi petani. Karena itu, pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi positif saat pandemi. Kebutuhan pangan yang terus meningkat membuat sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas.