Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengebut proyek pelaksanaan pembangunan rumah susun (Rusun) untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kalimantan Barat (Kalbar).
Rusun ini akan didukung dengan fasilitas yang memadai, dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pembangunan yang ada, sehingga para ASN yang tinggal di rusun bisa tinggal dengan nyaman.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid menjelaskan, pembangunan rusun untuk para ASN di Kalbar ini sudah dilakukan sejak 2018 lalu.
“Kami harap, dengan tinggal di rusun ini, para ASN bisa tinggal bersama keluarganya dengan nyaman dan fasilitas yang disediakan juga cukup baik, sehingga menambah semangat kerja untuk melayani masyarakat dengan baik,” ujar Khalawi, saat melakukan peninjauan lapangan ke lokasi pembangunan Rusun ASN PUPR di Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Selesai Dibangun, Santri Darul Hikmah di Jatim Kini Bisa Tinggal di Rusun
Dalam tinjauan ke lapangan saat itu, tampak hadir mendampingi Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Kalimantan I, Andi Suganda; Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Barat, Irsan Basalamah serta para Kepala Balai dari Balai Wilayah Sungai Kalimantan, Cipta Karya dan Sumber Daya Air.
Khalawi menerangkan, pemanfaatan Rusun ASN di Kalbar ini berdasarkan arahan dari Menteri PUPR yang menyebut bahwa lahan di sana akan dimanfaatkan untuk ASN Kementerian PUPR di Kalbar.
Adapun lokasi rusun ini berada di Kompleks PU di Kalbar. Rusun juga didesain dengan baik dan lokasinya juga cukup strategis, dekat dengan pusat kota dan Bandar Udara Supadio.
Para penghuni yang akan tinggal rusun adalah semua pegawai PUPR yang belum memiliki rumah, yakni perwakilan dari Balai SDA, Jalan, CK, Perumahan. Proporsinya nanti disesuaikan, karena saat ini baru satu rusun dan ke depan dibangun lagi, jika lahannya memungkinkan.
Saat ini, Kementerian PUPR juga sedang mengupayakan agar pembangunannya bisa dilaksanakan di Balai atau provinsi masing-masing satu tower.
Baca Juga: Ada 44 Unit, Rusun ASN di Tanjung Selor Siap Dihuni
“Selama ini, Kementerian PUPR bangun rusun untuk masyarakat, tapi ternyata pegawai PUPR di daerah banyak yang nggak punya rumah. Saat ini, pimpinan terus memikirkan bagaimana para staf yang belum punya rumah bisa punya tempat tinggal, dan salah satu solusinya adalah tinggal di rusun, agar lahan yang ada bisa dioptimalkan pemanfaatannya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Kalimantan I, Andy Suganda, didampingi Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Barat, Irsan Basalamah menyatakan, Rusun ini dibangun oleh Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Kalimantan Barat Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Kalimantan I Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR.
Hunian vertikal ini memiliki enam lantai, dengan unit hunian sebanyak 68 unit dengan tipe 45.
“Inshaa Allah, kami akan menyelesaikan pembangunan rusun sesuai waktu yang telah ditetapkan. Saat ini, pembangunan sudah memasuki tahap arsitektural, yakni fasad dan desainnya lumayan bagus karena ada corak ukiran lokal yang mencerminkan kearifan lokal yakni ukiran khas suku yang ada di sini. Desainnya memang dekat sungai kecil yang ada di bagian depannya dan mengusung konsep water front city,” terangnya.
Berdasarkan data yang ada, rusun tersebut akan dinamakan sebagai Rusun ASN PUPR BWS Kalimantan. Lokasinya di dalam Kompleks PU Pengairan, di Jalan Sungai Durian Laut Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Hunian vertikal tersebut dibangun satu tower setinggi enam lantai, dengan luas bangunan 60 x 14,8 meter. Jumlahnya 68 unit, dengan tipe hunian tipe 45. Sedangkan kapasitas daya tampung adalah sebanyak 272 orang.
Fasilitas yang tersedia di dalam rusun ini antara lain, ruang serbaguna, musholla, meubelair yakni tempat tidur, lemarai pakaian dan kursi meja tamu, fasilitas bagi difabel, satu lift penumpang, satu lift untuk mengangkut barang, air bersih, listrik, AC, water heater, dapur kering, genset, hidran, sprinkle, pos jaga, tempat parkir dan penghijauan
“Pembangunan dimulai sejak tanggal kotrak, yakni 3 April 2020. Jumlah anggaran pembangunnnya mencapai angka Rp 52,301 Milyar dengan multi years contract (MYC) mulai tahun anggaran 2020-2021. Pelaksanaan pembangunan sekitar 268 hari kalender dengan Kontraktor Pelaksana PT Pubagot Jaya Abadi dan Konsultan PT Widha Konsultan KSO PT Sarana Budi Prakarsaripta,” pungkasnya.