Suara.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan pertumbuhan di sektor digital yang tinggi pada kuartal I 2021. Terutama, pada BNI mobile yang mana pada kuartal I 2021 mencapai 8,56 juta pengguna atau naik 58,4 persen.
Direktur IT dan Operasi BNI YB Hariantono mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perubahan perilaku masyarakat untuk mengalihkan transaksinya dari cabang dan channel konvensional seperti ATM kepada layanan digital.
Perseroan menyikapi hal ini dengan melakukan percepatan transformasi layanan digital yang berfokus pada tiga layanan champion, yaitu Pertama, Peningkatan Kapabilitas Mobile Banking secara berkelanjutan.
Kedua, terus meningkatkan Platform Transactional Banking yang kuat yaitu melalui produk BNI Direct dan solusi cash management terintegrasi.
Baca Juga: Begini Cara Dapat Pinjaman Rp 10 Juta Buat Alumni Kartu Prakerja
"Dan Ketiga, memperluas layanan digital BNI melalui kerjasama dengan fintech, e-commerce, serta ekosistem bisnis lainnya melalui Application Programming Interface/ API Digital Service BNI," ujar Hariantono dalam keterangannya, Selasa (27/4/2021).
Hariantono melanjutkan, dari sisi nilai transaksi BNI Mobile tercatat Rp 138 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 33,2 persen dibandingkan Maret 2020 sebesar Rp 103 triliun.
Adapun jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking adalah sebanyak 95 juta pada Kuartal 1 Tahun 2021 atau meningkat 50,4 persen dibandingkan Kuartal I Tahun 2020 yang mencapai 63 juta transaksi.
BNI melanjutkan tren kinerja positif di tengah proses pemulihan ekonomi nasional. Pada kuartal pertama 2021, perseroan mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,1 persen year on year mencapai Rp 639,0 Triliun, terutama dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1 persen dan 12,9 persen year on year.
Pada kuartal pertama 2021, Perseroan membukukan net interest margin yang membaik dari 4,5 persen di akhir tahun 2020 yang lalu menjadi 4,9 persen.
Baca Juga: BNI Berikan KUR pada Alumni Prakerja
Pencapaian ini juga diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2 persen, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri dimana hingga kuartal 1 tahun 2021, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 559,33 triliun.
Sementara itu, di tengah kondisi perkonomian yang masih menantang di tiga bulan pertama tahun 2021, Perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp 3,19 triliun.
pada Kuartal I Tahun 2021, Perseroan tetap membentuk CKPN yang tinggi sebesar Rp 4,81 triliun atau meningkat 127,7 persen diatas CKPN Kuartal I Tahun 2020 yang sebesar Rp 2,11 triliun.
Dengan nilai CKPN yang dibentuk tersebut, Perseroan melaporkan laba bersih pada Kuartal I Tahun 2021 sebesar Rp 2,39 triliun, dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio ditetapkan pada level 200,5 persen lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4 persen.