Suara.com - Posisi harga minyak bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan lalu di tengah harapan pulihnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) di AS dan Eropa.
Naiknya demand tersebut sehubungan pertumbuhan ekonomi yang meningkat di kawasan tersebut serta lockdown yang berkurang. Namun kekhawatiran terhadap gelombang kedua kasus covid 19 yang melonjak di India membatasi kenaikan harga.
Mengutip CNBC, Senin (26/4/2021) minyak mentah berjangka Brent naik 1,09 persen, atau 71 sen ke harga 66,11 dolar AS per barel.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 1,16 persen, atau 71 sen pada harga 62,14 dolar AS per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Tertahan Meroketnya Kasus Covid-19 di India
"Pasar mengabaikan penumpukan persediaan (minyak AS) minggu lalu, sebaliknya terhibur oleh berlanjutnya peningkatan permintaan bensin," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Pengilang AS, Valero, mengatakan permintaan bensin dan solar kembali ke 93 persen dan 100 persen dari tingkat sebelum pandemi. Pejabat di Valero, Gary Simmons mengatakan manajemen perusahaan "cukup bullish pada bensin di masa mendatang".
Kondisi Eropa yang membaik juga mendukung sentimen. Prancis mengatakan sekolah akan dibuka kembali pada hari Senin dan pembatasan perjalanan domestik diberlakukan sejak awal April yang membatasi orang dalam jarak 10 km (6 mil) dari rumah mereka akan berakhir pada 3 Mei.
"Dengan perhatian utama COVID yang mengejutkan dari India dan Jepang memudar dan sejauh ini tidak ada risiko mutasi terkait yang tumpah kembali ke AS dan Eropa, aksi beli pada harga tendah masih menjadi tujuan pada hari ini," kata Analis di lembaga AXI, Stephen Innes.
Namun demikian, kedua kontrak minyak mentah acuan menuju kerugian mingguan hampir 2 persen di tengah kekhawatiran tentang penurunan permintaan bahan bakar di India, importir minyak terbesar ketiga di dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Melemah Imbas Melimpahnya Pasokan Tapi Minim Permintaan
India dilanda infeksi harian dan kematian akibat COVID-19 mencapai rekor tertinggi baru minggu ini.
Beberapa negara, termasuk Australia, Inggris, Kanada, dan Uni Emirat Arab, telah melarang atau menghentikan penerbangan dari India.