Suara.com - Bank Indonesia terus mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Ini termasuk dengan mendorong inklusi keuangan bagi 130 juta penduduk yang masih belum terjangkau akses perbankan, lewat pengembangan layanan bank syariah pelat merah PTBank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Hal itu ditegaskan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam webinar Perempuan Tangguh yang Menginspirasi bagi Pembangunan Ekonomi Syariah Indonesia.
Nara sumber webinar adalah Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi, Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia, pimpinan Baznas Saidah Sakwan, Deputy Director Business Incubation Shariah KNEKS Indarwati Rifianingrum, serta Desainer penerima penghargaan Ibu Negara Kartini Award Amy Atmanto yang juga Pembina indistri kreatif dan Pengurus Pusat MES (Masyarakat Ekonomi Syariah).
Menurut Destry, pasar keuangan syariah di Indonesia terus berkembang, tidak hanya melalui perbankan syariah, tetapi juga melalui pasar modal, bahkan fintech syariah.
Baca Juga: Begini Potensi Perempuan dalam Pengembangan Usaha dan Keuangan Syariah
Inklusivitas pada EKSyar (cetak biru sistem pembayaran ekonomi dan keuangan syariah) menjadi nilai tambah serta mampu menjadi jembatan untuk mengurangi ketimpangan antara orang kaya dan miskin.
Pasalnya, hingga saat ini, masih ada 130 juta penduduk belum terjangkau oleh akses perbankan.
"Bank Indonesia (BI) terus melakukan pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia salah satunya melalui pemberdayaan perempuan," kata Destry ditulis Senin (26/4/2021).
Berbagai program sinergi pengembangan usaha syariah yang dilakukan BI bersama stakeholders ditempuh dengan melibatkan peran perempuan.
Destry menyebut, saat ini perkembangan ekonomi syariah secara global terus meningkat. Berdasarkan laporan Refinitiv dan ICD, aset keuangan syariah global diproyeksi naik dari 2,8 triliun dolar AS pada 2019 menjadi 3,69 triliun dolar AS pada 2024 mendatang.
Baca Juga: BI Ingin Jadikan Pesantren Pemain Kunci Industri Halal
Pertumbuhan aset keuangan syariah global ini dipastikan juga terjadi di Indonesia. Pertumbuhan yang pesat ini juga dilakukan melalui pemberdayaan perempuan.
“Menarik pula, BSI sebagai bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik BUMN juga memiliki jumlah pegawai perempuan cukup banyak. Dari total hampir 20 ribu karyawan BSI, sekitar 40% di antaranya adalah perempuan. Porsi senior management perempuan 20% dan porsi BOD sudah 20% wanita,” kata Hery.
Karena itu pula, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, peran perempuan semakin diperhitungkan di Tanah Air baik dari sisi bisnis maupun keuangan, termasuk di perbankan syariah secara umum dan BSI khususnya.
Partisipasi perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di perekonomian, sosial, maupun politik, lanjut dia, bukan karena belas kasihan atau kuota yang ditetapkan oleh pemerintah atau unit usaha, namun karena kemampuan dan profesionalitas kaum wanita.
Dalam paparannya, Amy Atmanto menyampaikan mimpinya tentang Unicorn Modest Fashion Moslem Indonesia yang dilirik dunia. Amy memamparkan belanja modest fashion ranking dunia terbesar saat ini adalah Turki dengan total belanja 29 miliar dollar AS, UAE dengan spending 23 miliar dollar AS diurutan kedua dan Indonesia dengan total spending 21 miliar dollar diurutan ke 3.
Sementara untuk export Tiongkok 10,6 miliar dollar AS diurutan pertama lanjut India 3,1 miliar dollar AS dan Turki sebesar 2,3 miliar dollar AS.
Tahun 2024 diperkirakan belanja Moslem dan clothing apparel akan tumbuh sebesar 6% mencapai 402 miliar dollar AS.
"Selain itu Indonesia juga merupakan pasar domestik ketiga terbesar dengan nilai belanja 21 triliun dollar AS, saat ini pencarian Google dengan keyword “moslem fashion” Indonesia terbesar yaitu 77%, diikuti oleh Malaysia 15% dan sisanya Inggris dan negara lain," ungkapnya.
Dengan demikian potensi export yang besar ke Saudia Arabia, Pakistan, UAE, serta Eropa Selatan, Eropa Timur dan Asia Selatan terbuka lebar dan tak pelak memutuhkan dukungan investor, pemerintah dan perbankan.
"Harapannya, pelaku Modest Fashion Indonesia harus terus berinovasi sehingga mampu menarik minat para angel investor agar tidak hanya berinvestasi pada start up dibidang aplikasi teknologi saja. Kita berharap prospek industry modest fashion di Indonesia dapat direalisasikan sampai munculnya unicorn modest fashion moslem Indonesia," pungkas Amy yang juga pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah Indonesia (MES).
Sebelumnya Menteri Keuangan selaku Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Sri Mulyani secara terpisah menyampaikan peranan perempuan yang menjadi wirausaha meningkatkan potensi kontribusi terhadap PDB yang sangat besar dengan potensi kontribusi Contoh wujud nyata adalah di sektor UMKM, sebesar 53,76 persen UMKM dimiliki oleh perempuan dengan 97 persen karyawan adalah perempuan, dengan kontribusi terhadap perekonomian cukup besar yaitu 61 persen.