Suara.com - Harga emas turun 1 persen karena penguatan dolar AS. Mengutip CNBC, Jumat (23/4/2021) harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi 1.781,46 dolar AS per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 25 Februari di 1.797,67 dolar AS per ounce.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,6 persen lebih rendah di 1.782 dolar AS per ounce.
Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,2 persen terhadap sekeranjang pesaing utamanya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, imbal hasil obligasi US Treasury 10-tahun melesat ke sesi tertinggi 1,587 persen meskipun dalam kisaran yang ketat.
Baca Juga: Naik Rp 8.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 940.000 per Gram
Emas anjlok 6 persen sepanjang tahun ini, sebagian besar tertekan oleh kenaikan imbal hasil.
Penurunan emas kemungkinan hanya berumur pendek di tengah pembelian bank sentral dan meningkatnya permintaan emas fisik dari China dan India, kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Swiss pada Maret mencatat ekspor emas bulanan terbesar dalam 10 bulan karena pengiriman ke India melonjak.
Tetapi mengaburkan pandangan itu adalah rekor kenaikan Covid-19 di negara tersebut.
Daya tarik emas juga diredupkan oleh data yang menunjukkan penurunan klaim tunjangan pengangguran pekan lalu, memperkuat ekspektasi untuk pertumbuhan lapangan kerja pada periode April.
Baca Juga: Harga Emas Naik ke Level Tertingginya Dalam 2 Bulan Terakhir
Sementara itu, paladium turun dari rekor tertinggi 2.891,50 dolar AS per ounce dan terakhir merosot 1,5 persen menjadi 2.833,28 dolar AS per ounce.
Perak tergelincir 1,8 persen menjadi 26,10 dolar AS per ounce dan platinum menyusut 1 persen menjadi 1.202,12 dolar AS per ounce.