Pada perhutanan sosial ada inisatif lain, untuk mendorong perekonmian adat dan lokal dan berpartisiapsi dalam pengelolaan kawasan hutan dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Inisiatif kami dengan menggabungkan proklim dan perhutanan sosial untuk mendorong kesejahteraan masyarat yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan hutan. Sehingga kontribusinya bisa dilihat sebagai bagian penuruna emisi dan Rumah Kaca,” ujar Nadya.
Adapun lokasi percontontohan program ramah iklim (proklim) saat ini berada di Desa Lampo dan Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Sedangkan menurut studi yang dilakukan pihaknya, kontrubusi perhutanan sosial untuk NDC sektor kehutanan bisa mencapai 34,6%, jika ada percepatan implementasi pada wilayah berisiko deforestasi sedang-tinggi seluas 1,37 hektare.