BI Sebut Ekonomi Global Bisa Tumbuh Lebih Tinggi dari Perkiraan

Selasa, 20 April 2021 | 15:33 WIB
BI Sebut Ekonomi Global Bisa Tumbuh Lebih Tinggi dari Perkiraan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (31/3 - 3030). (Dok. Bank Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi Global tahun 2021. Awalnya, BI hanya memprediksi ekonomi global tumbuh 5,1 persen, tapi kini berubah menjadi lebih tinggi.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, revisi tersebut didorong dari perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung lebih cepat dibandingkan negara lainnya.

"Di AS, perbaikan ekonomi diprakirakan semakin kuat, sejalan dengan proses vaksinasi yang berjalan lancar dan tambahan stimulus fiskal yang lebih besar. Di Tiongkok, pemulihan ekonomi yang lebih tinggi ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan global," ujar Perry dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (20/4/2021).

Perry menuturkan, pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi dilihat dari perkembangan sejumlah indikator dini pada Maret 2021, seperti Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, hingga penjualan ritel di beberapa negara yang terus meningkat.

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 3,5 Persen

"Sejalan dengan perbaikan ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat, sehingga mendukung perbaikan kinerja ekspor negara berkembang yang lebih tinggi, termasuk Indonesia," ucap dia.

Dari sisi ekonomi Indonesia, Perry menyebut kinerja ekspor juga diprakirakan terus membaik, bahkan lebih tinggi dari proyeksi awal tahun.

Hal itu didorong dari komoditas CPO, bijih logam, pulp and waste paper, serta kendaraan bermotor dan besi baja.

"Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh kenaikan permintaan dari negara mitra dagang utama, khususnya Tiongkok. Secara spasial, kinerja ekspor yang membaik terjadi di wilayah Jawa dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua)," kata Perry.

Sementara, tambah Perry, stimulus fiskal dari pemerintah seperti bentuk bantuan sosial, belanja barang dan belanja modal juga terus meningkat lebih tinggi dari perkiraan.

Baca Juga: Tak Ingin Terpengaruh Politik, Pakar Minta Bank Indonesia Independen

Selain itu, perbaikan konsumsi swasta terlihat pada indikator ekspektasi konsumen dan penjualan eceran sampai dengan bulan Maret 2021 cenderung terbatas.

"Hal ini sejalan dengan masih terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah upaya Pemerintah yang terus melakukan akselerasi program vaksinasi nasional," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI