Pos Indonesia optimis target tersebut bisa tercapai, lantaran jumlah pondok pesantren di Jawa Timur terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
"Sekitar 80 persen dari pondok pesantren, terbanyak di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur. Terutama Jawa Timur, terbesar di Indonesia," kata Faizal.
Selama periode Ramadan, Pos Indonesia menargetkan akan menggandeng 150 pondok pesantren. Jika sudah melebihi target secara keseluruhan, Pos Indonesia optimis bisa menambah target menjadi 10 ribu agen Pos dari 10 ribu pondok pesantren untuk skala nasional.
"InsyaAllah semua pondok pesantren bisa menjadi agen Pos. Mudah-mudahan dengan mulai dari Jember, dan selanjutnya bisa menatap ke tahap berikutnya," katanya.
Wakil Ketua Pengasuh Utama Ponpes Nurul Islam (Nuris) Gus Robith Qoshidi menyambut baik peluang ini. Pada satu sisi, kehadiran Pos Indonesia yang menyediakan jasa kurir bisa membantu santrinya yang berasal dari luar negeri, untuk mengirim dan menerima barang.
"10 persen ada dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dengan adanya Pos Indonesia, mereka kalau butuh kirim sesuatu dengan keluarga bisa melalui agen Pos," kata Gus Robith.
Selain itu, kehadiran agen Pos dinilai bisa membantu para santrinya yang sedang belajar ilmu wirausaha. Para santri nantinya bisa mendapatkan ilmu seputar sistem pengiriman barang melalui agen Pos.
"Kami juga memiliki himpunan pengusaha milenial pondok pesantren Indonesia. Sistem ini kami sangat apresiasi dan dikawal terus agar terus berkembang," katanya.
Silaturahmi yang dibungkus dengan kerja sama bisnis ini, menjadi salah satu langkah terobosan yang dilakukan PT Pos Indonesia (persero) dalam menatap, menangkap, dan meengeksekusi ragam bisnis yang semkin ketat di dunia digital saat ini.
Baca Juga: Ponpes di Petir Terbakar, Kitab dan Quran Habis Dilalap Jago Merah