Suara.com - PT Pos Indonesia (Persero) menghelat soft launching Gerakan Agen Pos di 1.000 Pondok Pesantren, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat, 16 April 2021.
Pesantren Nurul Islam, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi pilot project kegiatan Pos Indonesia menginisiasi pengembangan bisnisnya di agen pos . Melalui gerakan ini, Pos Indonesia akan menggandeng pesantren di berbagai daerah di Indonesia untuk menjadi agen Pos.
Peluncuran ini dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia (persero) Faizal Rochmad Djoemadi. Soft launching di daerah tapal kuda, khususnya di Jember ini, Faizal menjelaskan, kenapa pihaknya menggandeng pondok pesantren, adalah lantaran pondok pesantren dinilai lebih dekat dengan masyarakat, khususnya di pedesaan.
"Kami melihat ada potensi untuk melayani masyarakat, khususnya jasa kurir dan jasa keuangan," ujar Faizal, usai peluncuran Gerakan Agen Pos di 1.000 Ponpes Nurul Islam.
Baca Juga: Ponpes di Petir Terbakar, Kitab dan Quran Habis Dilalap Jago Merah
Menurutnya, masih banyak masyarakat di pedesaan yang belum terjangkau oleh jasa keuangan, baik melalui lembaga keuangan, maupun non lembaga keuangan.
"Masih banyak penduduk Indonesia yang belum punya rekening di bank. Biasanya malah disimpan di bawah bantal," tambahnya.
Melalui kerja sama dengan pondok pesantren, Pos Indonesia ingin membantu masyarakat agar bisa menyimpan uang di Kantor Pos melalui agen Pos. Masyarakat tidak perlu lagi menyimpan uang di rumah, yang memiliki risiko tinggi.
Upaya ini juga sekaligus membantu program pemerintah yang tengah mendorong cashless society.
"Jadi, orang-orang yang tidak punya rekening bank, sekarang bisa punya akses keuangan," tutur Faizal.
Baca Juga: Terkuak! Ponpes Rizieq di Megamendung Tolak Rapid Tes dari Bupati Bogor
Sebagai tahap awal, Pos Indonesia menggandeng 1.000 pondok pesantren yang dimulai dari Pondok Pesantren Nuris. Untuk Jawa Timur, Pos Indonesia menargetkan bisa menggaet 1.000 agen Pos dari 1.000 pondok pesantren pada akhir Juni 2021.
Pos Indonesia optimis target tersebut bisa tercapai, lantaran jumlah pondok pesantren di Jawa Timur terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
"Sekitar 80 persen dari pondok pesantren, terbanyak di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur. Terutama Jawa Timur, terbesar di Indonesia," kata Faizal.
Selama periode Ramadan, Pos Indonesia menargetkan akan menggandeng 150 pondok pesantren. Jika sudah melebihi target secara keseluruhan, Pos Indonesia optimis bisa menambah target menjadi 10 ribu agen Pos dari 10 ribu pondok pesantren untuk skala nasional.
"InsyaAllah semua pondok pesantren bisa menjadi agen Pos. Mudah-mudahan dengan mulai dari Jember, dan selanjutnya bisa menatap ke tahap berikutnya," katanya.
Wakil Ketua Pengasuh Utama Ponpes Nurul Islam (Nuris) Gus Robith Qoshidi menyambut baik peluang ini. Pada satu sisi, kehadiran Pos Indonesia yang menyediakan jasa kurir bisa membantu santrinya yang berasal dari luar negeri, untuk mengirim dan menerima barang.
"10 persen ada dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dengan adanya Pos Indonesia, mereka kalau butuh kirim sesuatu dengan keluarga bisa melalui agen Pos," kata Gus Robith.
Selain itu, kehadiran agen Pos dinilai bisa membantu para santrinya yang sedang belajar ilmu wirausaha. Para santri nantinya bisa mendapatkan ilmu seputar sistem pengiriman barang melalui agen Pos.
"Kami juga memiliki himpunan pengusaha milenial pondok pesantren Indonesia. Sistem ini kami sangat apresiasi dan dikawal terus agar terus berkembang," katanya.
Silaturahmi yang dibungkus dengan kerja sama bisnis ini, menjadi salah satu langkah terobosan yang dilakukan PT Pos Indonesia (persero) dalam menatap, menangkap, dan meengeksekusi ragam bisnis yang semkin ketat di dunia digital saat ini.