Suara.com - Harga minyak dunia melonjak hampir 5 persen setelah laporan dari Badan Energi Internasional soal stok minyak Amerika.
Mengutip CNBC, Kamis (15/4/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung 2,91 dolar AS atau 4,6 persen menjadi 66,58 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD2,97, atau 4,9 persen, menjadi 63,15 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah Amerika turun 5,9 juta barel pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi, melebihi perkiraan analis untuk penyusutan 2,9 juta barel. Stok minyak mentah Pantai Timur mencapai rekor terendah.
Baca Juga: Ekonomi China Membaik, Harga Minyak Terangkat Naik
Pasokan bensin pada pekan terakhir, menunjukkan konsumsi bahan bakar Amerika naik menjadi 8,9 juta barel per hari, level tertinggi sejak Agustus, berdasarkan laporan EIA.
Stok bensin meningkat 309.000 barel, kurang dari ekspektasi kenaikan 786.000 barel. Stok distilasi turun 2,1 juta barel dalam seminggu, dibandingkan ekspektasi kenaikan 971.000 barel.
Di awal sesi, harga minyak naik karena laporan dari Badan Energi Internasional yang memperkirakan permintaan dan pasokan minyak global akan menyeimbangkan kembali pada semester kedua tahun ini.
Dikatakan pula, produsen mungkin perlu memompa tambahan 2 juta barel per hari untuk memenuhi ekspektasi permintaan.
Demikian pula, Organisasi Negara Eksportir Minyak, Selasa, menaikkan perkiraan permintaan globalnya sebesar 70.000 barel per hari dari ekspektasi bulan lalu dan sekarang memproyeksikan permintaan global akan meningkat 5,95 juta barel per hari pada 2021.
Baca Juga: 22 Persen Warga AS Sudah Divaksin, Harga Minyak Menguat
Tanda-tanda pemulihan ekonomi yang kuat di China dan Amerika Serikat mendukung kenaikan harga baru-baru ini, tetapi peluncuran vaksin yang terhenti di seluruh dunia dan melonjaknya kasus Covid-19 di India dan Brasil memperlambat kemajuan pasar.