Suara.com - Balai Penelitian Buah (Balitbu) Tropika Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Expose Inovasi Buah Tropika. Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Jumat, 9 April 2021.
Ajang ini merupakan salah satu agenda percepatan hilirisasi inovasi teknologi komoditas tanaman buah kepada para stakeholder pertanian. Menurut Mentan, sektor pertanian akan semakin kuat jika didukung oleh riset dan inovasi yang berkelanjutan.
"Pesan presiden jelas, pembangunan pertanian ke depan harus berbasis riset dan teknologi. Hari ini saya apresiasi kerja-kerja para peneliti kita yang sudah menemukan, mencipta varietas-varietas unggul," katanya.
![Mentan, Syahrul Yasin Limpo, dalam Expose Inovasi Buah Tropika, Jumat (9/4/2021). (Dok : Kementan)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/10/51467-mentan-syahrul-yasin-limpo.jpg)
Balitbu Tropika merupakan salah satu UPT Litbang Pertanian yang memiliki koleksi keragaman tanaman buah yang tersebar pada 6 kebun percobaan.
Baca Juga: Kementan Jual Cabai Rawit Mulai Rp32 Ribu Per Kg Selama Sepekan di Jakarta
Kepala Litbang Pertanian, Fadjri Jufri menjelaskan bahwa salah satu tugas Balitbu Tropika adalah mengembangkan komoditas prioritas dan komoditas unggulan dengan tujuan untuk membantu mensejahterakan masyarakat petani.
"Sejak tahun 2017, Balitbu Tropika telah menyebarluaskan benih, baik benih sumber maupun benih sebar tanaman buah lebih kurang 1 juta ke seluruh Indonesia secara gratis," ujar Fajri.
Pada kesempatan itu juga, Syahrul membagikan 10 ribu benih pisang kultur jaringan yang terdiri dari 4 varietas, yaitu Kepok Tanjung, Ameh Pasaman, Raja Kinalun dan Barangan.
Pisang Kepok Tanjung menurut Fadjri, merupakan salah satu inovasi Balitbangtan dengan keunggulan produksi tinggi dan dapat mengatasi penyakit layu bakteri.
"Pisang ini juga berpotensi besar untuk dieksport produk olahannya ke mancanegara terutama Jepang," ujar Fadjri.
Baca Juga: Terdampak Banjir, Kementan Dorong Petani Keerom Asuransikan Lahan
Mentan berharap, bantuan yang diberikan menjadi stimulan untuk menjadikan Solok sebagai daerah penyumbang sumber pangan.
"Saya ingin lihat ke depan, ada kawasan khusus pengembangan pisang, satu kawsan khusus mangga dan lainnya. Oleh karena itu, Solok harus bekerja sama dengan pihak lain. Bangun korporasi, dan Kementan selalu siap back up," ungkapnya.