Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan kredit masih berada di level kontraksi hingga Februari 2021.
Menurut Wimboh, dalam diskusi Temu Stakeholder untuk Pemulihan Ekonomi Nasional di Bali secara virtual, Jumat (9/4/2021), pertumbuhan kredit di Februari 2021 masih minus 2,15 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau lebih dalam dibanding Januari 2021 yang minus 1,92 persen (yoy).
Wimboh beralasan masih negatifnya pertumbuhan kredit ini dikarenakan para kreditor besar saat ini masih belum pulih akibat pandemi Covid-19.
"Kredit besar tidak akan recover kalau demand belum tumbuh. Bagaimana hotel akan beri kredit kalau pengunjung belum ada. Bagaimana transportasi ngambil modal tambahan kalau gak ada penumpangnya, dan sebagainya," kata Wimboh.
Baca Juga: Transformasi Digital Kunci Perluasan Jangkauan Jasa Keuangan
Meski begitu lanjut Wimboh, pemerintah meyakini proses pemulihan ekonomi terus terjadi hingga saat ini, sehingga jika sewaktu-waktu kreditor besar sudah siap untuk melakukan peminjaman perbankan sudah siap menyiapkan uangnya.
"Silakan mulai komunikasi dengan bank dan bank untuk data nasabah buat hotel dan restoran guna membantu bangkit kembali. Termasuk AC yang sudah gak dihidupin setahun dihidupin lagi," katanya.
"Kalau pengunjung sudah banyak, tapi kita belum siap sangat bahaya."