Selain kewajiban menyalurkan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia juga menyediakan stok pupuk non-subsidi yang saat ini berjumlah 834 ribu ton.
“Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan petani yang belum ter-cover dalam skema pupuk subsidi,” ujar Eko.
Revitalisasi Pabrik Pupuk Urea Pusri IIIB
Untuk memperkuat struktur bisnis perusahaan, Eko menyebutkan bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Sriwidjaja Palembang akan melakukan revitalisasi pabrik Pusri IIIB, yang akan menggantikan pabrik pupuk urea Pusri III dan Pusri IV yang telah beroperasi sejak tahun 1976.
“Tujuan revitalisasi pabrik ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan,” ujar Eko.
Lebih lanjut Eko menjelaskan bahwa pabrik Pusri IIIB direncanakan akan beroperasi pada tahun 2024 dan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton dan amoniak 660 ribu ton per tahun. Selain itu, pabrik ini juga akan menggunakan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan dan efisien dalam konsumsi gas bumi.
“Dari konsumsi bahan baku pada pabrik baru ini, kami prediksi nilai efisiensinya mencapai Rp1,5 triliun per tahun,” tutup Eko.