Suara.com - Ramadan akan datang dalam beberapa hari ke depan. Bulan suci ini merupakan Ramadan kedua yang dijalani dalam kondisi pandemi bagi penduduk dunia, termasuk Indonesia. Keriuhan jelas akan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Keramaian khas bulan puasa pun akan terbatas, sedangkan kenaikan harga yang seakan sudah menjadi tradisi tak bisa dibendung. Di samping itu, perekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih di era kenormalan baru ini.
Belakangan, kabar kenaikan harga pokok di sejumlah daerah kian terdengar. Hal ini begitu mengkhawatirkan, karena kondisi ekonomi masyarakat yang masih lemah. Belum lagi isu impor beras di tengah panen raya di beberapa wilayah. Kebijakan ini jelas mengancam penyerapan hasil para petani.
Akan tetapi, berbagai kesulitan serta keterbatasan ini dapat dilewati dengan berbagai macam kebaikan tanpa batasan. Begitu juga yang Aksi Cepat Tanggap (ACT) gaungkan untuk menyambut bulan suci, ialah Ramadhan 2.0 Aksi Tanpa Batas. Lewat berbagai gerakan yang diinisiasi, diharapkan mampu menyelesaikan persoalan di tengah kehidupan masyarakat.
Baca Juga: ACT: Nggak Ada Kehidupan Tanpa Pangan
“Tahun ini merupakan Ramadan kedua kita melewatinya dalam kondisi pandemi yang membawa pengaruh besar pada kehidupan. Ekonomi melemah, begitu juga aktivitas masyarakat yang terbatas. Untuk itu, kami menggaungkan Ramadhan 2.0: Aksi Tanpa Batas. Umat muslim memiliki pilihan tanpa batas untuk bisa saling berbagi, saling membantu, secara bersama sama, sesuai kemampuan, sesuai dengan apa yang dimiliki dalam bentuk empati
(kemanusiaan), harta (kedermawanan), dan fisik (kerelawanan),” ungkap Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin, Kamis (8/4/2021).
Dalam tema Ramadhan 2.0: Aksi Tanpa Batas, salah satu fokus yang ACT lakukan ialah pemenuhan pangan selama Ramadan lewat Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan. Gerakan ini mengajak masyarakat terlibat dalam meluaskan program-program pangan ACT dan Global Wakaf yang ditujukan untuk menciptakan ketahanan serta kedaulatan pangan bangsa.
Presiden ACT Ibnu Khajar menjelaskan, Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan akan menjadikan sedekah sebagai komponen utama gerakan kebaikan tersebut. Sedekah merupakan solusi besar serta modal membangun peradaban yang lebih baik.
“Allah selalu menyeru besarnya pahala memberi pangan ke orang lain. Dan, ACT menghadirkan gerakan ini dengan mengajak masyarakat untuk bersedekah sebagai bahan bakar kebaikan yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat luas, khususnya selama Ramadan di tahun istimewa kedua ini karena hadirnya pandemi,” jelas Ibnu.
Tak hanya Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan, di momen detik-detik menjelang ibadah puasa ini, ACT juga mengajak masyarakat ambil bagian dalam Gerakan Sedekah Harian Ramadhan. Dengan sedekah minimal Rp10 ribu dan mengajak orang lain yang dimulai dari orang terdekat, bakal menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat prasejahtera di berbagai penjuru negeri selama Ramadan. Apalagi, di waktu menjelang Ramadan ini banyak saudara sebangsa tengah diuji dengan bencana alam serta ekonomi yang prasejahtera, khususnya mereka di tepian negeri.
Baca Juga: Pembina ACT: Obat untuk Penyakit Bangsa Adalah Sedekah
“Sedekah akan menjadi amunisi menghadirkan kebahagiaan di momen Ramadan, bahkan hari yang fitri nanti. Tak hanya dalam negeri, ACT akan menyalurkan sedekah masyarakat kesaudara yang tengah dilanda krisis dan konflik kemanusiaan di berbagai negara,” imbuh Ibnu.