Suara.com - Dua hari lalu lembaga International Monetery Fund atau IMF merilis data terbaru soal proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk juga Indonesia.
Dalam laporan tersebut IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 4,8 persen.
Menanggapi hal ini Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan ini merupakan analisis awal tahun yang dilakukan lembaga tersebut.
“Yang dilakukan ini adalah analisis awal tahun dan dirilis kemarin. Jadi kita selalu menggunakan data yang paling update," kata Febrio dalam webinar, Kamis (7/4/2021).
Baca Juga: Indonesia Diklaim Paling Cepat Jalankan Program Vaksinasi Covid-19
Padahal Febrio beralasan bahwa perkembangan ekonomi nasional dalam waktu 2 bulan terakhir menunjukan pemulihan yang jauh lebih baik, hal tersebut terlihat dari beberapa indikator yang sudah di rilis.
"Di sini kita melihat secara nyata bagaimana pemulihan ekonomi itu akan cukup kuat di 2021. Rangenya memang kita tetap pakai 4,5 sampai 5,3 persen," katanya.
Indikator yang paling menunjukan pemulihan kata dia ada di sektor industri manufaktur, dimana indeks manufaktur RI Purchasing Managers Indeks (PMI) pada bulan Maret lalu telah berada di level tertinggi yakni 53,2.
"Kita lihat dalam 3 bulan terakhir di 2021 ini aktivitas di manufaktur merespon terhadap optimisme yang bisa dilihat dari perbaikan kondisi penanganan Covid-19 (melalui) percepatan vaksiansi," ucapnya.
Oleh karena itu, dia optimis, jika kinerja ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mengalami perbaikan jika dibandingkan pada 2020 lalu . Menyusul pulihnya aspek telah menggeliatnya aktivitas bisnis di industri manufaktur dalam negeri.
Baca Juga: PKB Gelar Mukernas Besok, Bahas Pemulihan Ekonomi Masa Pandemi
"Itu menunjukkan bahwa mereka mengantisipasi bahwa perekonomian membaik secara signifikan di 2021 ini," optimisnya.