Suara.com - Pelaku transportasi publik termasuk taksi dan ojek online (ojol) diharapkan menjadi salah satu prioritas program vaksinasi oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
Selain dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 juga dalam rangka percepatan penyelamatan ekonomi.
Pentingnya peran Pemda terhadap vaksinasi Covid-19 sesuai dengan amanah dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Tertuang juga dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendagri dan Menteri Keuangan nomor 119/2813/SJ dan nomor 117/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian APBD 2020 Dalam Rangka Penanganan Covid-19, Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional.
Dalam SKB disebutkan bahwa Pemda salah satunya harus terlibat dalam penanganan dampak ekonomi terutama menjaga agar dunia usaha daerah tetap hidup, antara lain melalui pemberdayaan UMKM serta koperasi dalam rangka memulihkan dan menstimulasi kegiatan perekonomian di daerah.
Baca Juga: Naik Moge, Deretan Abang Ojek dengan Jaket Hijau Ini Bikin Warganet Salfok
"Selain golongan lansia (lanjut usia), masyarakat yang bekerja sebagai pedagang di pasar dan juga masyarakat transportasi mulai sopir angkot, ojol, dan lainnya harusnya prioritas," ucap Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, Kamis (1/4/2021).
Pandu menegaskan bahwa otoritas Pemda memiliki peran penting supaya vaksinasi bisa berjalan lancar.
"Tanpa mereka, kemauan Pemerintah Pusat akan sulit terlaksana," tegasnya.
Maka dirinya menilai Pemda harus menyusun lebih baik lagi skala prioritas program vaksinasi kepada masyarakat. Sebab masih terjadi salah sasaran dalam penentuan prioritas tersebut sehingga efektivitasnya belum tercapai.
"Mayoritas Pemda masih sangat lamban dalam pemberian vaksin. Selain itu vaksin juga banyak yang salah sasaran diberikan ke kolega pejabat daerah. Itu salah! Seharusnya diberikan ke orang-orang dari sektor yang rentan," terusnya.
Baca Juga: Driver Ojol Jemput Penumpang Pakai Harley, Publik: Orang Kaya Gabut
Padahal kehadiran vaksin dan program vaksinasi memberikan kepastian bagi pelaku usaha, tak terkecuali bidang angkutan masal sehingga memberikan titik terang adanya perbaikan dalam aspek kehidupan termasuk dari sisi ekonomi.
Di bidang transportasi, vaksinasi berperan signifikan karena akan meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan para pengguna transportasi publik termasuk transportasi berbasis online sehingga perekonomian bisa kembali menggeliat.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, dr Dicky Budiman, mengatakan para pelaku industri transportasi baik itu sopir angkot, taksi, maupun ojol sebaiknya masuk daftar prioritas vaksinasi.
Sebab selain intensitas tinggi dalam berinteraksi juga menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di daerahnya masing-masing.
"Mereka harus dijadikan target vaksinasi Ketika golongan lansia sudah semua diberikan vaksin," ucapnya.
Golongan lansia (lanjut usia) memang tetap menempati daftar prioritas tertinggi dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian.
"Bila golongan lansia sudah maka baru selanjutnya golongan rentan yang lain. Salah satunya sektor transportasi," jelasnya.
Pelaku sektor transportasi termasuk ojol, menurutnya, masuk daftar prioritas karena perannya terhadap perekonomian termasuk sektor UMKM. Tugasnya sebagai pembawa barang baku kebutuhan usaha para UMKM atau koperasi sampai dengan mengantarkan pesanan barang jadi kepada konsumen.
Sejak pandemi, sektor transportasi terutama ojol menjadi garda terdepan untuk lalu lintas ekonomi UMKM terutama produk kuliner, barang kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Sebab mayoritas masyarakat memilih untuk berkativitas di rumah.
"Jumlah vaksin di Indonesia masih sangat terbatas jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin," Dicky menambahkan.