Suara.com - Harga emas merosot lebih dari 1 persen ke level terendahnya lebih dari dua pekan karena penguatan dolar dan imbal hasil obligasi AS yang merusak daya tarik logam safe-haven itu.
Selain itu, emas juga tertekan oleh spekulasi untuk pemulihan ekonomi yang cepat di Amerika.
Mengutip CNBC, Selasa (30/3/2021) harga emas di pasar spot merosot 1,1 persen menjadi 1.713,36 dolar AS per ounce.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup anjlok 1,2 persen menjadi 1.712,20 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Awal Pekan, Emas Antam Dibanderol Seharga Rp 921.000 per Gram
Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat terhadap sekeranjang saingannya, memukul daya tarik emas yang dihargakan dalam greenback bagi investor yang memegang mata uang lain.
Pemulihan cepat ekonomi Amerika, dengan jumlah vaksin yang meningkat dan pengumuman Presiden Joe Biden pekan ini, adalah sentimen negatif jangka pendek bagi harga emas kata Wyckoff.
Biden akan merilis rincian tentang paket belanja infrastruktur yang bisa berkisar antara 3 triliun dolar AS dan 4 triliun dolar AS.
Kenaikan imbal hasil juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi karena itu diterjemahkan ke dalam opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang logam kuning yang tidak memberikan bunga.
Sementara itu, paladium tergelincir 5,1 persen menjadi 2.537,92 dolar AS setelah sebelumnya jatuh ke level terendah lebih dari satu pekan di 2.515 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Harga Emas Naik Sedikit di Tengah Kuatnya Dolar dan Obligasi AS
Nornickel Nickel Rusia, produsen paladium terbesar di dunia, mengatakan telah menghentikan aliran air ke dua tambang utamanya di Siberian Arctic dan keduanya berada di jalur untuk melanjutkan produksi sepenuhnya dalam beberapa bulan mendatang.
Paladium bisa mengungguli logam mulia lainnya mengingat gangguan yang lebih besar dari yang diantisipasi di tambang Arctic akan semakin mengikis cadangan global, TD Securities mengatakan dalam sebuah catatan.
Sedangkan platinum turun 0,5 persen menjadi 1.179,00 dolar AS per ounce dan perak menyusut 1,3 persen menjadi 24,71 dolar AS per ounce.