Suara.com - Perlindungan data saat ini menjadi penting. Pasalnya, data kini bagaikan harta karun dan sangat berharga.
Oleh sebab itu, keamanan siber dan perlindungan data telah menjadi isu prioritas seluruh negara di dunia.
Hal ini, semenjak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, hukum, organisasi, kesehatan, pendidikan, budaya, pemerintahan, keamanan, pertahanan, dan lain sebagainya.
Deputi Bidang Proteksi BSSN Akhmad Toha menyebut, lembaganya punya strategi sendiri untuk melindungi data dan keamanan siber.
Baca Juga: Komitmen Lindungi Data Pribadi Masyarakat, Komisi I DPR Bahas RUU DPD
"Badan Siber dan Sandi Negara melaksanakan strategi keamanan siber Indonesia tidak hanya difokuskan pada pemerintah, akan tetapi melibatkan semua unsur pemangku kepentingan, yaitu pelaku bisnis, akademisi, dan masyarakat/komunitas yang disebut sebagai Quad Helix,” ujar Toha dalam sebuah Webinar yang ditulis Jumat (26/3/2021).
Dalam kesempatam yang sama, National Technology Officer dari Microsoft Indonesia Panji Wasmana menambahkan, bisnis penyedia layanan pun harus memberikan kepercayaan digital kepada pelanggan dengan cara melakukan perlindungan data.
"Tanpa adanya digital trust, lambat laun pelaku bisnis digital akan ditinggalkan oleh para pelanggannya," kata Panji.
Adapun, berbagai solusi teknologi di bidang keamanan siber dan perlindungan data. Salah satunya, Matrix Cable System (MCS) milik Matrix NAP, sebuah akses jaringan independen pertama di Indonesia untuk sistem kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta-Singapura.
Baca Juga: RUU PDP Banyak Kekurangan, Jauh dari Standar Internasional