Dibanding Ikan Tangkap, Budidaya Hewan Air Disebut Lebih Berbahaya

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 25 Maret 2021 | 17:37 WIB
Dibanding Ikan Tangkap, Budidaya Hewan Air Disebut Lebih Berbahaya
Dampak industri budidaya ikan. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kampanye global "The World Day for the End of Fishing”, yang bertujuan untuk  menginformasikan konsumen mengenai pola konsumsi yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam mengkonsumsi ikan dan makanan laut, juga diluncurkan di Indonesia minggu ini.

LSM internasional Sinergia Animal, ikut serta dalam menyerukan aksi dan ikut memberikan alternatif resep dan ide yang mudah untuk menggantikan makanan laut dan ikan dengan opsi yang berbasis nabati untuk menyelamatkan hewan dan melestarikan lingkungan.  

Acara tahunan ini diadakan oleh 164 organisasi di seluruh dunia. Kampanye ini dibuat oleh organisasi yang berasal dari swiss, Pour l'Égalité Animale “Untuk Kesetaraan Hewan”( PEA), pada tahun 2016, dan tahun ini difokuskan pada dampak budidaya ikan, atau disebut juga dengan istilah akuakultur.

Di Indonesia, Sinergia Animal menerbitkan e-book dengan 15 resep vegan yang terinspirasi dari resep makanan laut, yang tersedia untuk diunduh gratis di https://www.sinergiaanimalindonesia.org/resep-laut. Organisasi tersebut juga menerbitkan materi edukasi mengenai topik tersebut di Facebook , Instagram dan Twitter  dalam minggu ini.

“Banyak konsumen percaya bahwa praktek akuakultur dipandang lebih berkelanjutan daripada penangkapan ikan di laut, padahal ini merupakan kesalahpahaman besar”, ungkap  Fernanda, Direktur Kebijakan Pangan dan Kesejahteraan Hewan Sinergia Animal, organisasi perlindungan hewan yang didedikasikan untuk memerangi praktik terburuk industri peternakan di negara-negara  Dunia Selatan dan mempromosikan pilihan makanan yang lebih welas asih. 

Ia mengatakan, budidaya ikan, udang, dan jenis hewan air lainnya sebenarnya bisa lebih berbahaya dan juga bertanggung jawab atas menipisnya keanekaragaman hayati di lautan

Hampir 1.100 miliar ikan ditangkap di laut setiap tahun hanya untuk memberi makan hewan budidaya seperti salmon yang notabene adalah karnivora atau tilapia yang merupakan jenis ikan omnivora.

Dalam kasus salmon, misalnya, diperkirakan dalam perhitungan industri, untuk menghasilkan 1 kg dagingnya, diperlukan lebih dari 800g ikan - dan jumlah ini bahkan tidak memperhitungkan bycatch, atau hewan laut yang secara tidak sengaja ditangkap dalam penangkapan ikan di laut.

Penangkapan ikan yang berlebih merupakan masalah yang mendesak, bahkan Netflix merilis film dokumenter baru, "Seaspiracy", pada tanggal 24 Maret, mengenai isu tersebut. Film ini membahas bagaimana industri perikanan terkait langsung dengan penurunan keanekaragaman hayati, perdagangan manusia, perubahan iklim, dan bagaimana kehidupan manusia akan terancam kecuali kita "meninggalkan lautan untuk mereka sendiri", ungkap pendiri Sea Shepherd, Kapten Paul Watson.

Baca Juga: Wow! Santri Ini Sukses Budidaya Jamur Crispy, Raup Rp6 Juta Per Bulan

Kenyataan yang memprihatinkan dari budidaya ikan 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI