Suara.com - PT Pos Indonesia (Persero) menggelar Corporate Inspiring Forum dengan agenda "Akhlak Activation" pada Kamis (25/3/2021), sebagai rangkaian kegiatan yang diselenggarakan guna mewujudkan komitmen menerapkan Akhlak sebagai nilai-nilai utama budaya perusahaan.
Pos Indonesia menetapkan Akhlak, akronim dari nilai nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, menjadi nilai-nilai utama budaya perusahaan sejak 30 September 2020, berdasarkan keputusan Nomor 070/Dirut/0920, yang kemudian dijabarkan menjadi panduan perilaku dalam Surat Edaran Direktur SDM dan Umum Nomor 045/Dir-2/1020.
Rangkaian kegiatan sosialisasi, internalisasi telah dilaksanakan di seluruh wilayah kerja Pos Indonesia. Gerakan transformasi Budaya telah menjadi komitmen semua jajaran di Pos Indonesia.
Acara Akhlak Activation yang diselenggarakan secara online menggunakan zoom, dihadiri oleh jajaran Direksi Pos Indonesia, Komisaris Pos Indonesia, pimpinan unit organisasi di Pos Indonesia, semua Culture Squad unit kerja, dan karyawan dari seluruh Indonesia yang memiliki kesempatan untuk mengikuti melalui link youtube atau zoom.
Baca Juga: Salurkan BST di Wilayah Kepulauan, Pos Tanjung Pandan Gandeng Komunitas
Pembicara gelaran ini, Ary Ginanjar Agustian yang memaparkan tema “Living The Grand Why” mengajak seluruh karyawan Pos Indonesia untuk mencari “the grand why” dalam bekerja.
Tema ini bertujuan untuk menemukan grand why dalam pekerjaan dan hidup, program penguatan spiritual yang dihadirkan diharapkan melahirkan meaning of work, bekerja dengan dilandasi motivasi spiritual yang benar.
Menurut Ary, grand why yang dimaksudkan adalah visi tertinggi ketika kita sudah menemukan arti dan tujuan dalam hidup.
Ketika para peserta menemukan grand why masing-masing, maka akan muncul pengorbanan dan kesiapan menghadapi segala tantangan, mereka akan terus maju dan bahagia di situasi sesulit apapun. Menemukan grand why akan memudahkan setiap individu insan Pos untuk melakukan transformasi budaya.
Sementara Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, transformasi budaya, merupakan satu di antara 7 transformasi yang dicanangkan Pos Indonesia dalam tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Maruf Amin Ingin PT Pos Indonesia Jadi Pengumpul Dana Wakaf Masyarakat
Enam program transformasi yang lainnya adalah transformasi bisnis, transformasi produk dan chanel, transformasi proses, transformasi teknologi, transformasi human capital, dan transformasi organisasi. Ketujuh program transformasi tersebut, diperlukan untuk mewujudkan Visi Pos Indonesia yakni menjadi postal operator penyedia jasa kurir, logistik dan keuangan paling kompetitif.
Pos Indonesia telah mencanangkan 2021 sebagai tahun “turn around”, di mana Pos Indonesia akan membalikkan arah negatif menjadi positif, dari yang buruk menjadi baik, dari yang lemah menjadi kuat. Tahun yang akan menjadi arus balik bagi kebangkitan Pos indonesia.
Pada 2021, Pos Indonesia menargetkan pertumbuhan 2 digit yang berarti akan meraih pendapatan sekitar 6,8 triliun rupiah dan laba bersih (net income) 819 miliar rupiah. Dengan capaian angka itu, nilai ebitda tumbuh sebesar 81 persen dan laba bersihtumbuh sebesar 135 persen.
Faizal bilang, Pos Indonesia akan mampu mewujudkan rencana dan target tersebut. Sebab, selain industri yang terus tumbuh, peluang pasar juga masih terbuka lebar. Namun demikian, diperlukan kesatuan langkah dan komitmen dari semua jajaran Pos Indonesia untuk bersama-sama menjalankan program-program yang telah ditetapkan.
Hari ini, kata Faizal, secara resmi Pos Indonesia mencanangkan Akhlak Activation, sebagai sinyal kepada seluruh karyawan Pos Indonesia untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan, cara pandang, cara kerja yang telah terbukti kurang efektif dalam mengangkat kinerja perusahaan.
Sebaliknya, imbuhnya, karyawan Pos harus menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai akhlak sebagai jiwa dari setiap sistem dan prosedur yang ada di Pos Indonesia, dan menjadikan nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif sebagai karakter dari setiap insan Pos Indonesia.
Dalam proses transfomasi budaya, tegas Faizal, tidak ada pilihan lain bagi semua jajaran pimpinan dan semua karyawan Pos Indonesia, kecuali untuk ikut berpartisipasi aktif dan terlibat dalam proses perubahan budaya kerja.
Lebih jauh, Faizal menyampaikan bahwa perubahan budaya yang dilakukan dimaksudkan agar Pos Indonesia tetap relevan dengan kebutuhan dan preferensi pasar, agar insan Pos lebih efektif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita.
"Perubahan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk berkontribusi lebih baik. Perubahan, diperlukan untuk menjadikan Pos Indonesia, menjadi juara," tandas Faizal.