“Meskipun belum pulih 100%, tapi Waskita telah berada di rute yang tepat untuk memperbaiki kinerja dan kondisi keuangannya,” kata Destiawan.
“Waskita juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari seluruh stakeholder di masa yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian ini,” tutupnya.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto menilai melambannya kinerja BUMN sektor konstruksi tak lepas dari adanya pandemi covid-19.
Toto menyebut sektor konstruksi mengalami dampak cukup signifikan akibat adanya sejumlah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah kerja.
"(BUMN konstruksi) jelas terdampak karena selama periode PSBB, terutama di 2020 industri ini setop bekerja sehingga tidak ada progress pekerjaan," ujar Toto.
Toto menilai penundaan proyek infrastruktur membuat BUMN konstruksi tidak bisa melakukan penagihan piutang ke pemilik proyek.
Sementara utang financing proyek dari bank atau bunga obligasi terus berjalan. Toto mendorong BUMN konstruksi dapat menyehatkan kondisi arus kas kesehatan dengan mengontrol struktur biaya yang lebih ketat, khususnya terkait dampak dari beban bunga pinjaman dan utang jatuh tempo.
"Perlu upaya negosiasi ulang dengan kreditur untuk meringankan beban utang ini," ucap Toto.
Selain itu, Toto juga mendorong realisasi divestasi aset seperti sejumlah ruas tol yamg masih dimiliki PT Waskita Karya sehingga mampu mengurangi beban likuiditas perusahaan.
Baca Juga: Waskita Karya Ekspansi ke Pasar Konstruksi Luar Negeri
"2021 saya kira beberapa kontrak yang sudah didapatkan di 2020 dan kontrak baru di 2021 bisa direalisasikan. Dengan asumsi dampak covid bisa semakin dikurangi maka potensi rebound kinerja sektor konstruksi sangat mungkin terjadi," kata Toto.