Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 3 bulan pertama atau kuartal I tahun ini berada di rentang minus 1 persen hingga minus 0,1 persen secara year on year (yoy).
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita melalui video teleconference, Selasa (23/3/2021).
"Untuk kuartal I-2021, kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran minus 1 persen yang terdalam hingga minus 0,1 persen. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1 persen," kata Sri Mulyani.
Meskipun masih mengalami kontraksi secara tahunan, proyeksi ekonomi tersebut mengindikasikan pemulihan dari periode kuartal IV-2020 yang minus 2,19 persen yoy.
Baca Juga: Sri Mulyani Happy Neraca Perdagangan Surplus
Pemulihan tersebut terlihat dari sisi konsumsi, dimana adanya peningkatan mobilitas masyarakat. Namun, dirinya mengakui pembalikan ekonomi baru terjadi pada Maret.
Sebab, pada Januari-Februari pembatasan sosial makin diperketat, barulah pada Maret diperlonggar seiring dengan dinamika pengendalian pandemi virus corona.
Dirinya pun optimistis bahwa ekonomi Indonesia punya ruang untuk bangkit pada kuartal II-2021.
Salah satunya dengan program vaksinasi yang semakin masif sehingga membuat mobilitas masyarakat meningkat.
"Mobilitas masyarakat turun waktu kenaikan Covid-19. Namun pada Maret ini ada pemulihan seiring penurunan kasus Covid-19. Kalau vaksinasi berjalan terus dan sukses, kita berharap tren bisa meningkat lagi dan (ekonomi) bisa terakselerasi pada kuartal II mendatang," pungkasnya.
Baca Juga: 7 Juta Orang Sudah Divaksin, Indonesia Dapat Peringkat ke-12 Dunia