Suara.com - Tren surplus neraca perdagangan Indonesia pada 2 bulan pertama tahun ini yang sebesar 3,9 miliar dolar AS cukup membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati cukup bergembira.
Pasalnya kata dia, tren surplus ini didapat di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda.
"Kalau teman-teman mungkin diingat Januari- Februari 2020 itu pandemi global belum terjadi atau belum diumumkan, nah baru mulai Maret. Jadi kalau kita lihat Januari-Februari tahun ini yang lebih tinggi (surplusnya) dari tahun lalu sebelum covid ini berarti menggambarkan sesuatu hal yang menggembirakan," ucap Sri Mulyani saat konfrensi pers melalui video teleconference, Selasa (23/3/2021).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) memang terlihat neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif bulan Januari 2021 hingga bulan Februari 2021 mencetak surplus 3,96 miliar dolar AS.
Baca Juga: 7 Juta Orang Sudah Divaksin, Indonesia Dapat Peringkat ke-12 Dunia
Surplus ini bahkan jauh lebih besar dibandingkan dengan posisi Januari dan Februari 2020 yang pada waktu itu surplus 1,88 juta dolar AS.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa ekspor Indonesia di bulan Februari secara year on year tumbuh 8,56 persen, migas 6,9 persen, nonmigas 8,6 persen. Ekspor ini didukung oleh pertanian, manufaktur maupun barang tambang.
"Sementara impor di sisi lain juga mengalami pertumbuhan 14,86 persen meskipun migasnya turun, nonmigas mengalami kenaikan," katanya.