Sempat Anjlok 7 Persen, Harga Minyak Dunia Mulai Bangkit Lagi

Senin, 22 Maret 2021 | 08:10 WIB
Sempat Anjlok 7 Persen, Harga Minyak Dunia Mulai Bangkit Lagi
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia menorehkan penguatan harga pada perdagangan akhir pekan lalu.

Aksi jual sempat menekan harga hingga turun 7 persen seiring gelombang baru virus corona melanda seluruh Eropa. Hal ini mengurangi ekspektasi pemulihan demand BBM yang akan segera terjadi.

Mengutip CNBC, Senin (22/3/2021) minyak mentah Brent naik ke harga 64,53 dolar AS per barel setelah naik 1,98 persen. Sementara itu minyak mentah WTI naik sebesar 2,37 persen ke posisi 61,42 dolar AS per barel.

Kedua benchmark harga tersebut bergerak dalam rentang lebih dari 2 dolar AS per barel pada trading akhir pekan lalu.

Baca Juga: Suram, Harga Minyak Dunia Anjlok 7 Persen

Harga minyak mentah turun hingga 7 persen pada hari Kamis pekan ini seiring beberapa negara di Eropa menerapkan lagi kebijakan lockdown.

Sementara program vaksinasi diperlambat oleh masalah distribusi dan kekhawatiran atas potensi efek samping. Market berubah bullish pada akhir pekan ini, didukung sentimen aksi jual yang berlebihan.

"Aksi jual akan menggerakkan beberapa hal yang bisa memperlambat reli," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

"OPEC akan lebih mengkhawatirkan COVID, jadi ini meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan produksi lagi, dan dengan penurunan tajam harga minyak, hal itu dapat mengurangi insentif produsen AS untuk maju." Tambahnya.

Produksi AS telah berkontribusi pada kelebihan pasokan karena permintaan menurun akibat virus korona. Pengebor di AS bertambah sembilan rig minyak dalam minggu ini, kenaikan mingguan terbesar sejak Januari.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Jadi Biang Kerok Merosotnya Harga Minyak Dunia

Angka rig mencapai 318, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei, kata perusahaan jasa minyak Baker Hughes.

Sementara itu, kekhawatiran tentang peluncuran vaksin juga membatasi keuntungan pasar. Jerman, Prancis dan negara-negara lain telah mengumumkan dimulainya kembali inokulasi dengan suntikan AstraZeneca setelah regulator menyatakan bahwa vaksin tersebut aman.

Penghentian program tersebut telah mempersulit untuk mengatasi resistensi terhadap vaksin di antara beberapa populasi. Inggris juga mengumumkan akan memperlambat peluncuran vaksin COVID-19 bulan depan karena penundaan pasokan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI