JNE: Tantangan Pelaku UMKM adalah Biaya Logistik yang Mahal

Jum'at, 19 Maret 2021 | 16:31 WIB
JNE: Tantangan Pelaku UMKM adalah Biaya Logistik yang Mahal
Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi dalam webinar Adaptasi dan Teknologi, Liat UMKM Lokal Berkembang di Tengah Pandemi,  yang diselenggarakan Suara.com, Jumat (19/3/2021). [Suara.com/Muhammad Fadil Djailani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sistem logistik Tanah Air masih menjadi salah satu PR yang harus segera dibereskan pemerintah.

Pasalnya, biaya logistik saat ini menyumbang sekitar 20 persen sampai 30 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengakui, biaya logistik Tanah Air hingga kekinian terbilang lumayan mahal.

Eri memngungkapkan masalah itu dalam webinar Adaptasi dan Teknologi, Liat UMKM Lokal Berkembang di Tengah Pandemi,  yang diselenggarakan Suara.com, Jumat (19/3/2021).

Baca Juga: Strategi Menkop Teten Transformasikan UMKM Kala Pandemi Covid-19

"Jadi ada sebuah anekdot di Indonesia, kalau mau kirim itu, biaya logistik sekitar 20 sampai 30 persen dan bukan yang termurah," kata Eri.

Eri mengakui, kondisi letak geografis daerah-daerah Indonesia menjadi salah satu faktor mahalnya biaya logistik.

Topografi kepulauan serta infrastruktur yang belum memadai, menjadi salah satu kendala utamanya.

"Kita tidak bisa bandingkan kondisi Indonesia dengan Amerika Serikat atau Malaysia, mungkin kalau kita kirim barang, di sana kondisi jauh lebih baik. Kita baru bisa bandingkan dengan Filipina," katanya.

Dia mengatakan, Filipina dengan kondisi letak geografis yang hampir sama dengan Indonesia, memiliki tantangan logistik yang sebanding.

Baca Juga: Raja Factory Outlet Perry Tristianto Ungkap Kiat Sukses UMKM di Masa Corona

"Kalau melihat Indonesia, sebetulnya yang paling mirip adalah dengan Filipina. Dibandingkan wilayah utara, pembangunan mungkin lebih maju dibandingkan wilayah selatan. Sementara di Indonesia kan mungkin wilayah barat saja, sedangkan timur masih menjadi tantangan," katanya.

Makanya tak heran marak pengiriman barang impor, karena biaya yang dibutuhkan lebih murah ketimbang kirim ke wilayah timur Indonesia.

"Inilah kenapa barang-barang kreatif dari timur tidak mampu bersaing secara harga, karena biaya pengiriman jauh lebih mahal ketimbang barang impor," ucapnya.

Untuk itu, kata dia, PR pemerintah ke depan adalah bagaimana menciptakan sistem logistik yang jauh lebih efisien.

Caranya, membangun sejumlah infrastruktur yang lebih memadai, sehingga barang-barang kreatif buatan UMKM dalam negeri bisa jauh lebih bersaing soal harga.

"Inilah jadi PR kita bersama, bagaimana distribusi memberikan  pertumbuhan bagi UMKM," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI