Suara.com - Pergerakan nilai tukar rupiah pada Jumat pagi ini (19/3/2021) dibuka melemah terhadap dolar AS dibandingkan penutupan Kamis kemarin.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp 14.420 per dolar AS, sedangkan penutupan Kamis kemarin yang berada di level Rp 14.410 per dolar AS.
Pelemahan itu berlanjut, terpantau pada pukul 09.30 WIB terpantau nilai tukar rupiah berbalik melemah dengan pembukaan di level Rp 14.465 per dolar AS.
Analis Riset Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, rupiah diperkirakan akan melemah dalam jangka pendek pada hari ini, di tengah kembali menguatnya dolar AS.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat Rp 14.380 per Dolar AS
Penguatan dolar AS, katanya, disebabkan tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS yang bertenor 10 tahun, setelah kemarin mencetak rekor tinggi baru, dan pagi ini masih bergerak di atas level 1,7 persen.
"Penguatan dolar AS tampaknya karena ekspektasi pasar bahwa ekonomi AS akan menguat cukup solid di tahun ini dibalik program vaksinasi yang masif dan stimulus yang besar," ujar Faisyal dalam riset hariannya.
Namun, tambahnya, yang perlu diperhatikan pasar saat ini selain pergerakan dolar AS dan tingkat imbal hasil. Pasar juga harus melihat perkembangan pertemuan yang berlangsung selama dua hari antara AS dengan China yang sudah berlangsung dari tanggal 18 Maret di Alaska.
Di mana diperkirakan AS akan membahas tindakan China, yang termasuk di Xinjiang, Hong Kong dan Taiwan, serangan dunia maya di Amerika Serikat dan pemaksaan ekonomi terhadap sekutu AS.
"Hasil dari pertemuan kedua negara dipandang penting karena dapat mempengaruhi stabilitas geopolitik dan ekonomi global," pungkas Faisyal.
Baca Juga: Harga Emas Kembali Suram Tertekan Imbal Hasil Obligasi dan Dolar AS