Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Bappenas Ingin 1 Juta Orang Divaksin per Hari

Dwi Bowo Raharjo | Mohammad Fadil Djailani
Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Bappenas Ingin 1 Juta Orang Divaksin per Hari
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan pada awak media di Hall Basket, Senayan, Jakarta, Kamis (25/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Semakin banyak penduduk yang telah mendapatkan vaksin, akan makin membuka lebar ruang mobilisasi pergerakkan manusia.

Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menginginkan agar jumlah penerima suntikkan vaksin Covid-19 bisa mencapai 1 juta orang per harinya.

Hal tersebut dikatakan Suharso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (17/3/2021).

"Kita berharap bisa 1 juta lebih per hari (penerima vaksin Covid-19). Dan ini mudah-mudahan bisa tercapai Juli," kata Suharso dalam rapat tersebut.

Ketua Umum Partai PPP ini mengungkapkan target 1 juta penerima vaksin setiap harinya demi mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Baca Juga: Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen?

Istilah lainnya kata dia, semakin banyak penduduk yang telah mendapatkan vaksin, akan makin membuka lebar ruang mobilisasi pergerakkan manusia sehingga roda perekonomian kembali bergerak lebih cepat.

Itu terjadi apabila vaksinasi bisa mencapai lebih dari 1 juta orang per hari dan target sasaran vaksin mencapai 70 juta atau 39 persen dari asumsi 181,5 juta orang selesai pada Juli 2021 nanti, maka pertumbuhan bisa mencapai 4,8 persen.

Tapi, kalau vaksinasi harian masih di bawah 1 juta dan target sasaran vaksin 70 juta orang baru kelar pada September 2021 sesuai rencana awal, maka perkiraannya ekonomi cuma tumbuh 4,2 persen.

"Pertumbuhan ekonomi 2021 bisa capai 4,8 persen, tapi kalau mulai September 2021 yang 39 persen tadi, maka kira-kira 4,2 persen. Itu optimismenya, tapi masih bisa di bawah 4,2 persen itu," katanya.

Baca Juga: RI Berpotensi Punya Pusat Ekonomi Baru, Saingi Singapura?