Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku sedih karena Indonesia selama ini tidak bisa secara utuh membuat peluru untuk amunisi persenjataan dalam negeri.
Kalau pun bisa, kata dia, komponen dalam pembuatan peluru tersebut masih harus impor dari negara lain.
"Saya kasih contoh dan perlu diketahui, kita sampai sekarang enggak bisa buat peluru, peluru sebagian impor dalam bentuk jadi, tapi ada juga sebagian dari peluru itu kita buat (tapi) komponen tertentu kita masih impor," kata Siharso dalam sebuah webinar, Selasa (16/3/2021).
Padahal, kata dia, seharusnya setiap pembelian alutsista seperti ini harus diikuti dengan penerapan tukar teknologi, tapi sayangnya hal tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Baca Juga: Gegara Pandemi, Status RI Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi Jadi Berantakan
"Selama ini kita terbata-bata mengejar. Kalau kita ingin memastikan ilmu pengetahuan dan teknologi itu menjadi pangkima di dalam perencanaan pembangunan kita, maka harus ada dalam satu kebijakan kita," katanya.
Maka dari itu, penerapkan strategi membangun pondasi yang didasari dengan ilmu pengetahuan dan inovasi menjadi sangat penting dilakukan
"Ilmu pengetahuan dan inovasi sebenarnya sudah kita sertakan sebagai komponen penting dalam perencanaan pembangunan. Ilmu pengetahuan dan inovasi itu memang diperlukan sebagai titik ampu untuk memastikan ketercapaian visi Indonesia 2045," ujarnya.
Jika Pemerintah Indonesia mampu memanfaatkannya dengan maksimal, maka pergeseran ekonomi ekstraktif menjadi ekonomi inklusif berbasis ilmu pengetahuan dapat dicapai.
"Karena itu menuju ekonomi berbasis pengetahuan tentu yang harus kita pastikan adalah evolusi inovasi dan ilmu pengetahuan," kata dia.
Baca Juga: Usai dari Kediaman Prabowo, Airlangga Jadwalkan Bertemu Suharso Monoarfa