Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia (ULN) pada akhir Januari 2031 sebesar 420,7 miliar dollar AS atau setara Rp 5.889,8 triliun (Kurs Rp 14.000).
Utang luar negeri itu naik 2,6 persen dibandingkan tahun lalu periode yang sama.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar 213,6 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 207,1 miliar dolar AS
Dari sisi ULN sektor publik didorong dari posisi surat utang Pemerintah masih meningkat seiring penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar AS dan Euro di awal tahun di tengah momentum likuiditas di pasar global yang cukup tinggi serta sentimen positif implementasi vaksinasi Covid-19 secara global.
Baca Juga: Catatan BI : Cadangan Devisa Hingga Akhir Februari 138,8 Miliar Dolar AS
"Perkembangan ULN juga didorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang meningkat, didukung oleh kepercayaan investor asing yang terjaga terhadap prospek perekonomian domestik," ujar Erwin dalam keterangannya, Senin (15/3/2021).
Sedangkan dari sisi ULN Swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
Kendati begitu, Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Struktur ULN yang sehat tersebut tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Januari 2021 yang tetap terjaga di kisaran 39,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,4 persen.
"Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,4 persen dari total ULN," pungkas Erwin.
Baca Juga: BRI Kembali Turunkan Suku Bunga Kredit, Simak Rinciannya!